⚠️Mature content⚠️
Ada sesuatu dari sentuhan pria itu yang membuatnya kehilangan gravitasi. Tubuhnya terasa melayang saat telapak tangannya menyentuh kulit-kulitnya yang berubah menjadi sangat sensitif sekarang. Tubuhnya gemeter saat pria itu memberikan sentuhan seringan bulu. Tidak, tidak. Bukan hanya tangannya, tetapi juga bibir pria itu yang menyentuhnya di mana pun.
Bisikan-bisikan parau mengalun di telinganya bagai musik yang ingin terus didengarnya sepanjang malam. Mereka bersemuka, tetapi Damayanti tidak dapat melihat wajah pria yang kini bersamanya. Karena, jarak mereka yang sangat dekat dan penerangan yang terlalu remang untuk matanya dapat melihat dengan jelas. Kembang api meledak di kepalanya saat bibir mereka bertemu dengan gerakan-gerakan liar. Mengisi seluruh ruang di sana hingga tidak menyisakan tempat untuk pikiran lain sekedar hinggap kecuali apa yang terjadi sekarang, hasratnya membumbung tinggi. Damayanti tidak pernah membayangkan satu ciuman dapat mengganggu rasionalitasnya. Oh, ralat. Bukan hanya satu ciuman.
Damayanti menyentuhkan tangannya, berusaha mengingat seluruh tubuh pria itu melalui jemari karena tidak dapat mengandalkan pengelihatannya. Kulit punggung yang disentuhnya terasa sedikit lebih kasar, tetapi ia tidak berhenti melakukannya dengan perlahan tanpa menyadari sentuhannya seperti menyiramkan minyak pada api yang sudah berkobar dalam tubuh pria itu yang kini menggeram dengan suara yang sangat dalam. Lagi-lagi ia menyukai geraman yang dikeluarkan oleh pria itu, membuat sensasi menggelitik di seluruh kulitnya hingga bulu tengkuknya meremang dengan gusar.
Bibir pria itu menempel di lehernya. Pikirannya mengawang di atas awan sementara bibir itu tidak hentinya mengirimkan gelombang ke seluruh tubuhnya, membuat riak kesenangan memguasai setiap jengkal kulit. Tanpa disadarinya ia mengeluarkan geraman lembut saat bibir pria itu meninggalkan jejak basah di lehernya, menjalar turun perlahan. Ia dapat merasakan bibir pria itu tersenyum sebelum berbisik, "I love the way you taste and the way you smell."
Damayanti hampir tidak dapat membalas karena sibuk dengan gejolak sensual yang diberikan oleh pria itu. Satu-satunya kalimat yang dapat dikeluarkannya untuk balasan dirty talk yang sudah pria itu ucapkan berkali-kali hanyalah "That feels good." She never knew dirty talk can be such a turn on.
Gerakan tubuh yang semula lembut mulai berubah menjadi lebih berani dengan gerakan-geraan sensual yang mulai sulit untuk diimbanginya. Membuatnya kewalahan karena kini tulangnya terasa luruh sehingga sulit untuk mengimbangi pria itu. Seluruh inderanya dibanjiri stimulus, membuat hasratnya semakin kehilangan pijakannya di bumi. Terus membumbung hingga ia terhempas ke bumi saat seluruh dunianya berhenti bergetar dan jari-jari kakinya tidak lagi menekuk ke dalam. Napas dan detak jantungnya saling berkejaran hingga kini ia dapat merasakan hal lain selain euforia yang membutakan dirinya tadi. Kecupan-kecupan selembut bulu yang kini hinggap di sekitar pipi dan bibirnya menarik perhatiannya hingga napas dan degupan jantungnya kembali normal.
Tidak berselang lama sentuhan lembut itu kembali menjadi liar saat semuanya terasa normal. Sensasi sensual kembali menapakkan dirinya secara perlahan. "Baby." panggil pria itu. Rasanya ia mengenal pemilik suaranya. Namun, otaknya dipenuhi dengan kabut sensual yang sangat pekat untuk digali lebih lanjut. Kembali pria itu memanggilnya dengan suara yang lebih mirip dengan erangan dalam. Damayanti memikirkan bagaimana ia dapat merekam suara itu agar dapat didengarnya setiap hari. Apa ia harus mencari ponselnya sekarang lalu menyalakan perekam? Kembali, otaknya berhenti berpikir saat pria yang berada di atasnya memberikan hentakan di salah satu bagian tubuhnya, membuatnya mendesah. Debaran jantungnya menggila, menulikan pendengarannya sendiri.
"Tell me what you want me to do." bisik pria itu tepat di telinganya. Gerakan pria itu tidak berhenti, membuatnya tidak kunjung menjawab. Tubuhnya ditarik untuk menduduki pria itu yang sudah duduk lebih dulu. Membuatnya mengerang karena posisi yang berbeda. "How does this feel? I've been thinking about this." napas pria itu terasa panas di telinganya karena wajah mereka yang bersisian sekarang. Dan lagi-lagi ia tidak dapat menjawab. Ia lebih tertarik pada hal lain yang ditawarkan pria itu ketimbang pertanyaan.
Lupakan matanya yang kini terlalu buram untuk melihat sosok yang berlomba-lomba dengannya untuk menggapai sesuatu, karena setelah ledakan terasa di seluruh tubuhnya, pria itu juga merasakan hal yang serupa. Tubuhnya bergetar karena euforia yang luar biasa sedangkan napasnya tersengal-sengal. Punggungnya kini sudah menyentuh ranjang kembali. Berat tubuh pria yang menimpanya kini mulai terasa saat efek serotonin yang mengaliri tubuhnya mulai berkurang. Seperti membaca pikirannya, pria yang berada di atasnya ini menyanggah tubuh dengan kedua lengannya, jarak mereka yang berdekatan membuatnya dapat melihat wajahnya.
"Damayanti." panggil suara yang sudah dikenalnya hampir seumur hidupnya itu.
5/6/21
Udah terpuaskan belum rasa penasarannya?
Btw, jago ya dirty talknya
WkwkwkwkAkan apdet setelah masing-masing chapter:
Lover's Dilemma 19 1/2 - 23 @500 komen
Sequential Love 21 1/2 - 23 2/2 @400 komen
Cooperative Love 11 1/2 - 15 2/2 @300 komenBiar barengan apdetnya yes.
Sampai jumpa di Cooperative Love!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover's Dilemma [FIN]
RomanceMay contain some mature convos & scenes. Menikah tidak ada dalam kamus Damayanti. Satu hal yang membuatnya menerima perjodohan dengan anak teman ibunya adalah karena bakti. Namun, keberuntungan berada di pihaknya ketika pria itu lari tunggang langg...