Lover's Dilemma - 8 - Pornstar Martini 2/2

4.4K 768 210
                                    

Damayanti mengerang pelan. Ia lupa pada undangan yang diberikan dua minggu lalu itu karena sekarang ini waktunya lebih banyak untuk beristirahat di rumah. Kalau benar-benar melupakan undangan itu ia tidak akan merasa bersalah jika bertemu dengan bosnya itu, tapi karena sudah diingatkan mau tidak mau ia harus datang.

"Garden party, gue jemput pukul enam sabtu nanti? Text me your new address, okay?" Handaru langsung pergi saat ponselnya berbunyi sebelum ia sempat memberikan jawaban.

Damayanti mengesah, orang macam apa yang mengadakan garden party di malam hari? Bisa-bisa ia masuk angin kalau begini caranya.

"Mbak..." panggilan anak buahnya membuat ia memfokuskan diri kembali pada pekerjaan hingga pukul tujuh malam. Mualnya sudah mereda dan ia bisa memakan beberapa cemilan yang disimpannya di laci. Ia harus menjadwalkan bertemu dengan dokter kandungannya jika terus-terusan seperti ini.

Rasanya ia lebih cepat lelah setelah mengandung. Baru pukul tujuh dan ia sudah kepayahan. Damayanti membereskan barang-barangnya dengan cepat, ia harus berada di rumah sebelum mualnya kembalu datang dan merepotkannya di jalan pulang.

"Lho, Dam? Kok belum pulang?" suara dari ujung ruangan membuatnya menoleh. Matanya melihat sekeliling dan menemukan beberapa pasang mata yang melihat ke arahnya dan Prawira yang kini tengah berjalan menuju mejanya.

"Iya, Pak. Baru selesai nge-review laporan untuk event minggu lalu." jawabnya, kedua tangannya bekerja lebih cepat saat pria itu hanya bersisa tiga langkah lagi dari mejanya. Dia harus menyalahkan kaki pria itu yang terlalu panjang sehingga langkahnya sangat lebar.

"Pulang sama a--eh, saya aja." ralat Prawira cepat saat melihatnya melotot. Ia sudah mewanti-wanti pria itu berkali-kali agar tidak bersikap akrab dengannya di kantor atau jika ada rekanan mereka.

"Terima kasih, Pak. Saya bawa mobil." tolaknya halus. "Permisi." lanjutnya cepat dan melangkah keluar setelah mengucapkan sampai jumpa pada beberapa orang yang masih bekerja.

Ia memijit tombil lift berkali-kali seakan dapat membuat kotak dari besi itu datang lebih cepat karena melihat Prawira di ekor matanya yang berjalan menuju pintu setelah menganggukkan kepala pada orang yang menyapanya.

"Aku nyetirin kamu pulang aja kalau begitu." ujar Prawira yang sibuk dengan ponselnya. Pasti tidak jauh dari pekerjaan. Bekerja di bagian kartu kredit dan tabungan membuat pria itu tidak bisa melepaskan ponsel dari tangannya, terutama jika ada permintaan dari nasabah prioritas atau super nasabah VVIP lainnya. Ia sendiri juga terkadang dimintai tolong dan sebagai orang yang bekerja dibidang pelayanan jasa, ia harus melakukannya secepat mungkin. Kepuasan nasabah adalah prioritas.

"Kasihan Rudi sudah nungguin dari tadi." Damayanti mencoba beralasan, ia hanya ingin sendiri dan cepat-cepat pulang karena kini mualnya sudah mulai terasa lagi.

Prawira mengangkat ponselnya, menunjukkan layarnya yang berisikan pesan singkat yang baru dikirimkannya pada Rudi, supirnya. "Sudah aku minta pulang. Aku antar kamu lalu mau lihat Aksa. Ada untungnya juga kamu pindah ke sana." ujarnya dengan cengiran lebar.

Dentingan terdengar dari lift dan pintunya terbuka, Wira meletakkan tangan kanannya pada pinggang Damayanti untuk mendorongnya masuk dengan perlahan. Wanita itu hanya bisa menghela napas dengan pasrah.

"Kamu sudah bisa makan?" tanya Wira, mereka bisa mengobrol tanpa memelankan suara karena tidak ada orang lain di sana.

"Sudah, tadi Handaru bawain pangsit rebus dari kantin karyawan dan ternyata itu bisa masuk"

"Handaru yang dari Corporate Secretary?" lanjut Wira bertanya yang dijawabnya dengan anggukkan. "Kalau begitu nanti beli pangsit rebus dulu ya di kantin, takutnya kamu gak bisa makan yang lain."

Perutnya berbunyi seakan memberikan persetujuan. Wira tertawa, "Mampir kantin dulu kalau begitu."

13/2/21

Sampai jumpa di chapter 9 saat chapter 8 1/2 & 2/2 sudah masing2 200 komennya~

Sampai jumpa di chapter 9 saat chapter 8 1/2 & 2/2 sudah masing2 200 komennya~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lover's Dilemma [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang