Beberapa hari kemudian.
Damayanti tiba di Bandara Soekarno Hatta dan langsung menuju apartemen yang ia beli sejak lama tetapi tidak ia tempati demi menjaga kedamaian hubungan dengan orang tuanya.
Ia tidak suka bertikai dan memilih untuk mengi-iya-kan meskipun akhirnya ia tidak menurut dan mendapatkan masalah. Yang penting menganggukkan kepala lebih dulu lalu melakukan yang ia mau adalah tiket menuju kehidupannnya yang damai.
Damayanti menyayangi kedua orang tuanya, tapi ia sudah cukup dewasa, jika tidak mau dikatakan tua, untuk menjalani hidupnya sendiri. Ia sudah menuruti permintaan mereka dulu yang ia sesalkan tidak ditolak dan kini saat ide memiliki anak tanpa menikah ditolak, maka Damayanti merasa cukup. Ia sudah merasa cukup dengan semua petuah dan perintah mereka.
Bukannya ia kurang ajar, tapi ia sudah sampai pada titik ia ingin menjalani hidupnya sendiri tanpa peraturan dasar dari orang tuanya. Ia ingin hidupnya sendiri tanpa gunjingan mengenai pernikahan atau rencananya memiliki anak di luar pernikahan.
Damayanti meletakkan barang-barang yang ia bawa, satu koper kecil serta satu tas tangan di ruang tengah lalu merebahkan tubuhnya di sofa yang menghadap ke jendela besar. Jendela yang membuatnya memutuskan untuk membeli unit ini. Unit yang hanya berbeda tower dari milik Rhea dan she sheed mereka.
Kepalanya bersandar ke sofa dengan kedua tangan merentang di sandaran serta kaki yang ia angkat ke meja membuatnya merasa lebih rileks.
Matanya menatap ke langit-langit sedangkan otaknya memikirkan banyak hal yang harus dilakukannya dalam waktu dekat, seperti memberitahukan mengenai kehamilannya.
"Atau bisa empat minggu lagi ya? Seharusnya aman kan ya karena belum besar juga?" tanyanya pada diri sendiri.
Ia mengerang karena tidak yakin dapat berbohong pada sahabat-sahabatnya.
Lalu apa ia harus memikirkan mengenai pekerjaannya juga, pekerjaan tidak bisa ditinggal lama, apa lagi jika ia cuti melahirkan nantinya.
Memikirkan itu saja sudah membuatnya pusing. Ia harus berhenti memikirkan hal-hal seperti ini jika tidak ingin stres sendiri, tidak baik bagi kandungannya.
Damayanti membuka kulkas untuk mencari bahan makanan yang sudah ia pesan untuk dibelikan oleh bibik yang membersihkan tempat ini. Bibik yang sudah menemaninya sejak kecil dan lebih ia percaya ketimbang orang tuanya. Ironis memang.
Sayur-sayuran dan buah-buahan tersediah lengkap di kulkas termasuk daging merah yang tidak terlalu ia sukai. Ia meringis melihat daging sapi yang masih merah, tapi jika tidak memakannya maka bibik akan mengomel dan memberikannya ceramah mengenai bagaimana ia memerlukan protein untuk hidup, bukan hanya sayur-sayuran hijau.
Damayanti mengeluarikan satu kotak kecil daging lalu memasaknya dan menambahkan salad serta kentang. Ia harus makan meskipun yang tubuhnya inginkan sekarang adalah tidur setelah mandi.
Begitu menghabiskan makanannya, ia langsung berendam dengan air panas dan menuju ranjang setelah mengenakan lingerie kesayangannya.
Tampak aneh memang untuk seorang yang tinggal sendiri tapi menggunakan lingerie, tapi ia menyukai pakaian tidur dan memakainya membuat ia merasa seksi. Dan ia tidak perlu merasa seksi di depan orang lain kan? Ia cukup melakukannya untuk dirinya sendiri, ia tidak perlu pengakuan orang bahwa dirinya seksi karena itu akan buang-buang waktu.
Satu hal yang ia pelajari selama tiga puluh lima tahu hidupnya adalah, Ia tidak perlu pengakuan orang mengenai dirinya.
30/11/20
Yak cukup perkenalannya, chapter 1 bintang 300 baru update chapter 2 yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover's Dilemma [FIN]
Roman d'amourMay contain some mature convos & scenes. Menikah tidak ada dalam kamus Damayanti. Satu hal yang membuatnya menerima perjodohan dengan anak teman ibunya adalah karena bakti. Namun, keberuntungan berada di pihaknya ketika pria itu lari tunggang langg...