Aurora berlari kecil menuruni tangga sambil memakai high heels-nya. Hari ini ada meeting penting tapi dia telat bangun.
"Jangan sambil lari ya ampunn, nanti jatoh." Siska panik sendiri saat melihat Aurora yang berlari menuruni anak tangga.
Dia tidur subuh karena terus memikirkan ucapan Adriana kemarin.
"Makan dulu Ra," ucap Adriana.
"Nanti aja ma aku telat, bye." Aurora mencium pipi Siska dan Adriana bergantian, setelah itu dia keluar rumah.
Dengan mobil range rover putih kesayangannya dia langsung tancap gas menuju Aurora company. Beberapa orang yang ditemuinya kadang suka bertanya kenapa dia membawa mobil range rover sedangkan dia wanita yang berpakaian feminim, Adriana dan Siska pun heran. Renge rover lebih cocok untuk laki laki tapi dia tidak peduli, dia suka dengan range rover dan sejak dulu dia akan melakukan apa yang dia suka tidak peduli bagaimana pendapat orang lain.
"Hati hati neng" kata pak Karno setelah membukakan pagar rumah besar itu.
Aurora tesenyum manis, "Siap pak!" setelah itu dia langsung menuju perusahaannya, di sana sudah ada Delina asisten pribadinya sekaligus orang kepercayaannya dan Rizky.
Rizky teman SMA -nya yang kini menjadi sekertaris di Aurora company. Aurora benar benar memberi Rizky kesempatan untuk bekerja dengannya padahal ucapan Rizky saat di bandara hanya bercanda saja. Aurora menyuruh Rizky menjadi sekertaris bukan karena kasian ataupun karena Rizky adalah temannya tapi karena kemampuan Rizky di bidang sekertaris patut di acungi jempol.
Delina. Dia teman Aurora selama di Jepang, mereka satu kampus dan satu asrama. Delina juga berasal dari Indonesia, maka dari itu mereka sangat akrab hingga akhirnya Delina memilih untuk bekerja dengan Aurora. Delina dan Rizky juga sudah berteman sejak dua tahun lalu.
"Pagi bu" sapa Delina dan Rizky bersamaan.
Aurora telah sampai di kantornya dan langsung di sambut oleh Delina juga Rizky yang sudah berada di loby kantor. Ketika berada di kawasan kantor mereka akan melakukan tugasnya masing masing sebagai pekerja, tapi ketika di luar kantor tidak ada lagi kata kata formal yang di ucapkan.
"Meeting seharusnya sudah di mulai lima menit yang lalu bu" kata Delina sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Aurora menganggukkan kepalanya, untung saja hanya lima menit dan dia bisa menggunakan kemacetan sebagai alasan. Memang saat perjalanan ke kantor jalan besar itu lumayan padat oleh kendaraan beroda empat maupun dua.
Ketiga orang itu langsung pergi ke lantai sepuluh di mana ruang meeting berada, sambil membaca berkas Aurora terus melangkahkan kakinya ke ruang meeting diikuti Delina dan Rizky.
Sedikit gugup karena hari ini meeting pertamanya di negaranya sendiri, apa lagi ada Daffa di sana. Iya, Daffa ikut meeting hari ini karena perusahaannya telah bekerja sama dengan Derandra's company.
Rizky sedari tadi sudah ingin memberitahu Aurora kalau ternyata pemilik Derandra's company adalah Daffa, laki laki yang di sukainya saat SMA. Rizky memang belum mengetahui apapun soal perjodohan Aurora dengan Daffa karena Aurora belum menceritakannya pada siapapun termasuk Angela.
🍭🍭🍭
Meeting sudah selesai sepuluh menit yang lalu dan kini Aurora sedang berada di ruangannya dengan Rizky dan Delina.
"Kok lo gak kaget si pas liat Daffa? Lo udah lupa?" tanya Rizky.
Saat sedang bertiga kata kata formal juga tidak ada.
"Jadi yang lo maksud itu Daffa Ra?" tanya Delina dengan ekspresi kagetnya.
Delina yang lebih akrab di panggil Lina itu sudah mengetahui kalau Aurora menyukai Daffa karena Aurora sendiri yang menceritakannya, hanya saja dia tidak melihat wajahnya. Aurora bilang itu hanya masa lalu dan apapun yang berhubungan dengan Daffa sudah dia hilangkan, perasaannya pun sudah hilang tapi otaknya masih mengingat Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
aurora
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ____ seperti apapun hasil akhirnya aku tidak akan pernah menyesali itu -Aurora. Ketika orang yang dia suka kembali. Takdir tidak ada yang tau, Aurora tidak bisa mendapatkan orang itu saat SMA tapi dia bisa mendapatkannya se...