Aurora membulatkan matanya mendengar perintah dari Andi.
Andi adalah fotografer prewedding yang di pilih oleh mereka berdua, kinerja Andi selama ini bagus selain itu juga mereka sudah saling kenal."Cepet Ra" kata Andi.
Aurora menatap Daffa ragu. Daffa mengangguk pelan, mengizinkan Aurora untuk duduk di atas perutnya sambil memegang kamera.
Andi memang menyuruh Aurora untuk duduk di atas perut Daffa dengan kamera di tangannya, seolah-olah sedang memfoto Daffa.
Aurora menggigit bibir bagian dalamnya saat dia sudah duduk di atas perut Daffa. Daffa sendiri berusaha biasa saja walaupun jantungnya berdetak cepat dan sesak.
Andi mulai memotret saat kedua pasangan itu sudah siap.
Cekrek.
(ilustrasi)"Sekarang posisi kaya awal tadi" suruh Andi.
"Duduknya agak rapet, muka juga. Kaya mau ciuman tapi jangan sampe nempel."
Aurora mengambil majalah yang ada di dekatnya lalu menimpuk Andi menggunakan majalah itu, sungguh dia malu. Di sana bukan hanya ada dia, Daffa dan Andi, melainkan ada tiga orang yang tadi membantunya bersiap.
"Mau nikah aja malu-malu" kata Andi yang langsung di sambut tawa dari tiga orang tadi. Merasa tidak ingin mengganggu tiga orang itu agak menjauh dari sana.
Aurora memposisikan dirinya di hadapan Daffa, tanpa aba-aba Daffa memegang kedua rahangnya, mendekatkan wajahnya ke wajah Daffa.
"Rileks," ucap Daffa, tau ketegangan Aurora.
"Lo pernah jadi model masa gugup si," ucap Andi.
Aurora melirik Andi sinis, dia gugup karena fotonya dengan Daffa.
"Merem."
Kedua orang itu memejamkan matanya, jarak wajah Aurora dengan wajah Daffa hanya beberapa centi saja hidung mereka bahkan menempel.
Cekrek.
KAMU SEDANG MEMBACA
aurora
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ____ seperti apapun hasil akhirnya aku tidak akan pernah menyesali itu -Aurora. Ketika orang yang dia suka kembali. Takdir tidak ada yang tau, Aurora tidak bisa mendapatkan orang itu saat SMA tapi dia bisa mendapatkannya se...