Aurora memasuki kamarnya, matanya menatap ke arah tempat tidur yang terdapat jas juga dasi milik Daffa.
Daffa melepas jas, dasi dan sepatu lalu meletakkannya sembarangan, dia menggulung lengan kemejanya hingga siku di tambah tiga kancing teratas terbuka, rambutnya yang berantakan malah membuatnya terlihat seksi padahal dia masih dalam mode kesal dan sangat ingin mengukir wajah Eggy dengan bogemannya.
Di tangan kirinya terdapat sebatang rokok yang masih panjang, dia berdiri di dekat pintu balkon dengan wajah datar dan mulut yang tidak berhenti menghisap benda panjang itu.
Tanpa banyak bicara Aurora menghampiri Daffa, mengambil rokok itu lalu memasukkannya di dalam vas bunga yang ada di meja balkon kamarnya. Dia menarik pelan suaminya itu agar duduk di sofa.
"Aku di sini, sama kamu. Selamanya bakal sama kamu terus, jangan di pikirin omongannya Eggy oke?" Kata Aurora pelan dan lembut.
Dia membawa Daffa masuk ke dalam pelukannya berharap bisa meredakan amarah Daffa dan bisa membuat Daffa melupakan ucapan Eggy tadi.
Daffa langsung memeluk Aurora erat, menyembunyikan wajahnya di leher sang istri sambil menikmati usapan di punggungnya.
"Jangan pergi," ucap Daffa lirih.
"Iya nggak."
"Sama aku aja di sini, jangan sama Eggy, jangan sama yang lain."
"Iya sayang."
"Jangan tinggalin aku."
"Sssttt iya nggak."
Aurora terus mengusap punggung Daffa dengan lembut, membiarkan Daffa yang sepertinya sekarang sedang menangis.
Daffa menangis? Kalau di lihat-lihat ini lucu, laki-laki yang terkenal cuek dengan wanita semasa SMA kini menangis tidak ingin di tinggalkan oleh seorang wanita yang berstatus istrinya.
"Ra" panggil Daffa dengan suara serak.
"Iya?"
"Janji jangan tinggalin aku?"
"Janji, udah ya jangan di pikirin lagi omongannya Eggy."
"Aku takut dia rebut kamu," ucap daffa.
"Nggak akan sayang."
Daffa melepas pelukannya, dia menatap Aurora dengan bibir mengerucut di tambah mata dan hidungnya merah membuatnya kini terlihat imut.
"Utututu bayi gedenya aku," ucap Aurora sambil menyuyel uyel kedua pipi Daffa.
"Awas aja kamu sampe berinteraksi sama Eggy, aku marah sebulan!"
Aurora tertawa pelan,"Iyaa ganteng."
Daffa berdecak pelan lalu tersenyum kecil, salting dengan ucapan Aurora tadi. Tatapannya terus tertuju pada Aurora.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Aurora.
"Makan kamu."
Aurora membulatkan matanya, dia menatap Daffa yang kini sedang menatap ke arahnya dengan ekspresi serius. Jika di perhatikan arah pandangan Daffa bukan ke wajahnya tapi ke leher dan..
Shit!
Belahan dada Aurora terlihat sedikit. Sedikit tapi mampu membuat Daffa tidak bisa menahan jiwa laki-lakinya.
"Apasih! Aku mau masak dulu." Aurora berusaha mengalihkan tatapan Daffa, dia berdiri merapikan dressnya yang agak turun ke bawah.
"Ra."
"A-apa?"
Brukk..
Aurora terdiam kaku saat dirinya di tarik hingga duduk di pangkuan Daffa, gerakan Daffa terlalu cepat baginya yang masih gugup dengan tatapan Daffa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
aurora
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ____ seperti apapun hasil akhirnya aku tidak akan pernah menyesali itu -Aurora. Ketika orang yang dia suka kembali. Takdir tidak ada yang tau, Aurora tidak bisa mendapatkan orang itu saat SMA tapi dia bisa mendapatkannya se...