41. aurora

234 9 0
                                    

Malam ini Angela akan mengantarkan makanan untuk mereka berdua, entah dalam rangka apa Aurora tidak mengerti perempuan itu sejak tadi sudah berisik menelponnya terus menerus dan mengingatkan dirinya agar tidak masak makan malam.

Aurora menurut saja agar Angela tidak tambah berisik. Bekas kemerahan di lehernya juga sudah cukup memudar tapi dia tetap menutupnya dengan segala macam alat make up.

Kini dia sedang duduk di ruang tamu, menonton drakor yang baru-baru ini trending.

"Muachh."

Aurora menoleh ke kiri, suaminya baru datang dan langsung mencium pipinya.

"Udah selesai?" Tanya Aurora.

Tadi Daffa izin mengerjakan pekerjaannya sebentar, karena dia tidak masuk hari ini jadi dia mengurus pekerjaannya dari rumah. Masalah di kantor sudah ada yang menghandle, dia Edwin. Orang kepercayaan Triya yang Daffa minta secara langsung untuk membantunya selama Triya tidak ada.

Triya juga mempunyai orang kepercayaan, itu semata mata untuk membantunya mengerjakan tugas dari Daffa.

"Di kantor udah ada pengganti Triya sementara, jadi kamu di rumah aja ya?" Kata Daffa, dia mendekat lalu merangkul istrinya.

"Siapa? Cewek?" Tanya Aurora waspada takut-takut kejadian Fely terulang lagi.

"Cowok sayang, Edwin namanya."

"Bener?"

Daffa tertawa pelan melihat Aurora yang sedikit curiga. Tidak masalah karena penyebab Aurora menjadi curiga seperti ini adalah dirinya sendiri.

"Iya. Edwin orang kepercayaan Triya, mau ketemu?"

"Nggak. Tapi awas ya kalo sampe bohong, ga aku maafin kamu!" Ancam Aurora.

"Lucu banget si kalo lagi cemburu." Daffa menangkup kedua pipi Aurora lalu mengecup bibirnya sekilas.

"Diem aku lagi nonton."

"Muach."

"Muach."

"Muach."

Bukannya diam Daffa malah mengecup bibir Aurora beberapa kali.

Merasa ucapannya tidak di dengar Aurora juga menangkup kedua pipi Daffa dan mengecup bibir Daffa.

"Diem oke?"

Daffa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Selama Aurora sibuk menonton dia lebih memilih untuk mengusap usap lembut rambut Aurora dan sesekali mengecupnya.

"Yuhuuu Angela datanggg!"

Sepasang suami istri itu dengan refleks menoleh ke belakang, Angela datang dengan kedua tangan yang menenteng paper bag.

"Ga usah teriak juga kali," ucap Aurora.

Aurora menghampiri Angela dan mengajaknya ke ruang makan.

"Aduh segala di tutup tutupin," ucap Angela sambil melirik ke arah leher Aurora.

"Diem lo!"

Angela tertawa, "Akhirnya ya, gue kira gak normal laki lo. Masa iya cewek yang bodynya aduhay kaya lo belom di sentuh sentuh."

Aurora berdecak sebal, "Masih aja lo bahas."

"Nih nih makan, gue lagi sering eksperimen di dapur." Angela mengeluarkan makanan yang dia masak lalu memberikannya pada Aurora.

"Enak gak nih?" Tanya Aurora.

"Enak lah! Chef Angela yang masak pasti enak."

Aurora mengangkat bahunya. Dia mengambil beberapa piring lalu mulai menatanya.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang