Angela tiduran dengan paha Alvin sebagai bantalannya, Devian memeluk Adel dari samping dan Aurora menyandarkan kepalanya di bahu Daffa tanpa sadar.
Mereka menonton sambil bermesraan. Daffa langsung merangkul Aurora menarik gadis itu agar bersandar di dadanya, film itu membuat para laki-laki susah mengontrol diri.
"Ih ganteng" gumam Aurora yang masih dapat mereka dengar.
Apa Daffa harus mempunyai kumis agar Aurora memujinya? Padahal menurutnya jauh lebih tampan dia dari pada si pemeran pria di film itu.
"Anak kecil diem," ucap Adel.
"Ih! Bacot banget nenek-nenek!!" kesal Aurora.
Daffa tertawa pelan melihat wajah kesal Aurora, wajahnya terlihat menggemaskan.
"Tadi kamu beli pizza? Kok ga di makan?"
"Oh iya!"
Aurora ingin menegakkan tubuhnya tapi Daffa menahan, "Diem, aku yang ambilin."
Tersenyum kecil, Aurora suka sikap Daffa saat ini. Suaminya itu lembut, perhatian, romantis, ah rasanya dia ingin Daffa terus di rumah menemaninya.
Tanpa mengubah posisinya, Aurora sibuk memakan pizza dan sesekali menonton film tapi tidak terlalu fokus, tidak seperti Adel dan Angela.
Daffa sibuk memperhatikan Aurora, gadis itu memiliki porsi makan yang bisa di bilang dikit tapi suka ngemil. Aurora sepertinya lebih menarik dari pada film itu.Daffa adalah laki-laki yang bisa mengontrol hawa nafsu, tapi tetap saja dia laki-laki normal, dari pada harus fokus menonton film lebih baik dia fokus memperhatikan Aurora walau terkadang dia ikut menatap layar televisi.
"Daffa."
"Hm?"
Aurora mendongak, menatap Daffa.
"Ngantukkkk."
Mengantuk adalah kelemahan Aurora, memeluk guling, perut kenyang, selimut tebalnya, di tambah lagi harum parfum Daffa yang sangat nyaman.
"Yaudah tidur," ucap Daffa pelan, dia gemas dengan wajah Aurora.
"Masa di sini?"
"Ga papa, nanti aku gendong."
"Ck, aku berattttt." Aurora berucap pelan, seperti berbisik dan hal itu tentu membuat Daffa tambah gemas.
Masa bodo dengan respon Aurora nanti, dengan gemas di menangkup wajah Aurora, mencubit kedua pipi gadis itu dengan gemas dan terakhir mencium keningnya.
Aurora tentu saja terkejut tapi dia bisa menyembunyikannya, "Kamu ih! Cubit-cubit," gerutu Aurora padahal jauh di dalam hatinya dia sangat senang.
"Siapa suruh bikin gemes."
Mendengus sebal, Aurora kembali menyandarkan kepalanya di dada Daffa dan kali ini Daffa sudah menghadapnya juga memeluk tubuhnya.
Hal itu tentu cukup membuat Aurora terkejut tapi dia tetap senang, banget malah. Dia berdoa semoga seterusnya Daffa seperti ini.
"Dah yuk yuk tidur, udah malem." Alvin menegakkan tubuhnya.
"Yokk, dah kita praktekin adegannya aja" kata Devian setuju.
Adel dan Angela saling lirik, gawat.
"Noh yang itu aja udah peluk-pelukan," ucap Alvin lalu menunjuk Daffa dan Aurora menggunakan dagunya.
"Ayo tidur, ngantuk" ajak Aurora dengan mata sayu.
"Iya ayo."
Adel dan Angela menyingkir camilan yang mereka bawa agar tidak terinjak atau lainnya sedangkan Aurora sudah memeluk guling dan menggulung selimutnya lalu berjalan menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
aurora
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ____ seperti apapun hasil akhirnya aku tidak akan pernah menyesali itu -Aurora. Ketika orang yang dia suka kembali. Takdir tidak ada yang tau, Aurora tidak bisa mendapatkan orang itu saat SMA tapi dia bisa mendapatkannya se...