29. aurora

397 21 1
                                    

"AHH BANGSATT!!"

Nafas memburu, rambut berantakan, kesal, marah, sedih. Itu yang di alami Aurora sekarang. Sudah pukul dua belas malam dan Daffa belum pulang, tiga puluh detik yang lalu dia mengirim pesan pada Daffa dan belum ada jawaban juga sampai sekarang.

"Segitu ga sukanya kamu sama orang emosian?" Aurora menatap foto Daffa yang ada di handphonenya.

"Kamu loh yang bikin aku emosi kaya tadi" lanjutnya lagi masih berujar sendirian.

"Sumpah gue benci banget sama lo!!" Aurora memukul wajah Daffa yang ada di foto itu.

"Ga usah senyum-senyum! Berkali-kali lo bikin gue kaya gini tapi bisa-bisanya gue masih maafin lo!!"

Aurora melempar handphonenya ke ranjang, dia bingung sekarang. Ingin pergi keluar dia takut saat berada di liftnya, melewati tangga darurat akan lebih menyeramkan. Dia butuh seseorang sekarang, Daffa yang membuatnya berada di sini Daffa juga yang meninggalkannya di sini.

Daffa!!!

Awas saja, Aurora akan mendiami lelaki itu selama seminggu. Akan dia buat Daffa menyesal karena selalu meninggalkannya sendirian.

Dia sudah mengirim sepuluh pesan pada Daffa tapi tidak satupun di balas.

Daffa kamu pulang jm brp?
23.30
Daffa
Kamu pulang ngga si?
Aku nungguin km loh
Daffaaaaaa
Halooo
Terserah deh
Kalo mau makan ada di meja makan kaya biasa
Aku nginep di apart Lina
Kamu jangan lupa makan.

Setelah mengirim pesan pada Daffa dan menelpon lelaki itu berkali-kali akhirnya Aurora menyerah, dia tidak lagi menelpon atau mengirim pesan pada Daffa. Dia memilih meminta Lina untuk menjemputnya.

Linaa
Jemput gue sekarang.

Delina: lah terus si Daffa?

Udah jemput aja dlu

Delina: gue besok kerja sialan

Apa hubungannya?

Delina: waktunya ngecek perusahaan lo yg di jepang lupa?

Oh iya, sm gue aja

Delina: yakin?

Iya

Delina: ok, otw.

Lima belas menit.

Delina: tenang, istrinya rossi. Sepuluh menit sampe.

Nyenyenye

Aurora meletakkan handphonenya di nakas, dia mengambil koper mini miliknya lalu menyiapkan keperluannya selama di Jepang.

🍭🍭🍭

Brak.

"Udah lah suami kaya gitu ga usah lo pikirin!"

Lina melempar berkas yang di pegangnya dengan kasar, Aurora sudah menceritakan semuanya dan respon Lina pun sama dengan respon Adel juga Angela.

"Lo ngomong gampang, gue yang jalanin susah Na." Aurora menyandarkan tubuhnya di kursi kebanggaannya.

Setelah menginap di apartemen Lina hari ini mereka berdua berada di kantor, Lina mengundur keberangkatannya ke Jepang. Jadinya mereka berangkat besok, dengan Aurora tentunya.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang