42. aurora

240 7 1
                                    

Setelah selesai acara keluarga di rumah Hilma, mereka berdua kembali ke rumahnya.

Kini Daffa baru saja selesai mandi, dia meletakkan handuknya di tempat semula karena jika dia letakkan sembarangan maka istri cantiknya itu akan mengomel.

Aurora sedang mandi. Sambil menunggu Aurora selesai mandi Daffa memilih untuk duduk di ranjang sambil memainkan handphonenya, seperti biasa dia selalu shirtless saat malam hari.

Drrtt..

Netranya secara refleks melirik handphone Aurora yang berada di atas nakas, handphone itu bergetar singkat pertanda ada pesan masuk. Jiwa keponya tiba-tiba saja muncul, dia langsung mengambil handphone Aurora dan membuka pesan dari nomor tidak di kenal itu.

+628×××(1)

+628×××: sv bck Ra, Eggy.

Shit.

Rahang Daffa mengeras, handphone Aurora di cengkram kuat olehnya. Rasa takut, marah bercampur menjadi satu saat membaca pesan itu. Dia takut Eggy mengambil Aurora darinya dan dia marah saat Eggy dengan berani mengirim pesan pada istrinya.

Tanpa banyak bicara dia langsung menelpon nomor itu.

"Halo? Ada apa Ra?"

"Gak tau malu ya? Ngehubungin istri orang."

Setelah berucap Daffa dapat mendengar jelas suara tawa yang terkesan mengejek dari orang itu.

"Istri atas dasar perjodohan doang kan? Ck ck ck kasian."

"Emang atas dasar perjodohan, tapi kalo saling cinta gimana?"

"Mustahil, gue yakin kalian juga belum berhubungan badan kan? Gue pasti dapetin Aurora dan jadi yang pertama buat dia."

"Hah? Hahaha, sayangnya udah. Lo gak akan jadi yang pertama dan lo gak akan jadi siapa-siapanya dia."

"Anjing, lo sentuh-sentuh Aurora?"

"Dia istri gue kalo iya emangnya kenapa?"

"Bangsat."

"Lo. Lo manusia terbangsat."

Ceklek..

Aurora menatap Daffa yang sedang duduk di atas ranjang, suaminya itu terlihat emosi di tambah lagi dia seperti sedang bertelponan dengan seseorang.

"Ga usah ngehubungin istri gue lagi!"

Kening Aurora mengerut, dia mendekat lalu duduk di hadapan Daffa.

"Daf? Kenapa?" Tanya Aurora lembut, tangannya terulur mengusap rahang Daffa.

Daffa sendiri menghembuskan nafasnya kasar, dari pada dia meladeni Eggy lebih baik dia bermesraan dengan Aurora sambil memanas manasi Eggy.

"Ga papa."

"Siapa yang telpon?"

"Sampah."

Aurora semakin bingung, dia lebih mendekatkan tubuhnya ke Daffa.

"Udah malem ga boleh marah-marah, sini peluk."

Senyum Daffa mengembang saat itu juga, meletakkan handphone Aurora di atas nakas dia langsung memeluk Aurora dengan erat.

"Ra?"

"Apa?"

"Gimana kalo kita bikin baby lagi?"

Aurora memukul pelan bahu Daffa, dia mendongak guna menatap wajah Daffa.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang