49. Aurora

213 8 0
                                    

Sudah empat hari Daffa pergi melakukan perjalanan bisnis dan besok adalah hari terakhir dia juga langsung pulang hari itu juga karena terlalu khawatir dengan keadaan Aurora.

Selama Daffa pergi semua aman, Aurora juga selalu di temani oleh orang tuanya dan teman temannya yang selalu siap siaga. Walaupun begitu tetap saja keadaan istri cantiknya tidak ada perubahan sama sekali bahkan Daffa mendapat kabar bahwa keadaan Aurora semakin menurun, hal itu juga yang membuat Daffa ingin cepat-cepat pulang karena akan lebih tenang jika dia sendiri yang menjaga Aurora.

"Sudah atur semuanya?"

Kini Daffa sedang berada di kamar hotel yang selama empat hari ini dia tempati, dia sedang bekerja dengan Triya yang senantiasa membantunya.

"Sudah Mr. Derandra."

Daffa mengangguk, dia sedang bekerja. Yah dia seperti menjadi seseorang yang gila kerja bahkan sekarang waktu tidurnya paling lama hanya tiga jam sisanya dia lakukan untuk bekerja juga menjaga istrinya.

"Istirahatlah" perintah Daffa pada Triya.

Jam kerja telah selesai jadi tidak ada salahnya menyuruh lelaki itu beristirahat karena Daffa tau pasti Triya cukup lelah setelah empat hari ini melakukan dua pekerjaan sekaligus.

"Terimakasih Mr. Derandra." Triya membungkuk singkat lalu setelahnya pamit kembali ke kamar hotelnya.

Setelah kepergian Triya Daffa menghembuskan nafasnya kasar, dia meraih ponsel lalu menatap pesan yang di kirim oleh anak buahnya tadi siang. Pesan itu berisi tentang kondisi istrinya selama dia di luar kota, baru empat hari dia di sana dan sudah dua kali dia mendapat informasi bahwa kondisi Aurora semakin menurun.

Daffa tidak mendapat kabar apapun dari orang tua maupun teman temannya justru anak buahnya lah yang selalu siap melapor hal sekecil apapun yang terjadi di sana, tidak masalah Daffa paham bahwa mereka pasti tidak ingin membuat Daffa khawatir dan tidak fokus jadi Daffa meminta anak buahnya itu selalu memberi laporan tentang kondisi Aurora padanya.

Setelah membaca pesan itu berulang kali Daffa menatap foto Aurora yang dia jadikan wallpaper sejak satu minggu setelah mereka menikah, itu adalah foto saat Aurora sedang tertawa lepas karena berhasil menjahilinya.

"I miss you so bad."

Daffa tersenyum pedih menatap foto itu, tangannya bergerak membuka galeri di sana juga banyak sekali foto-foto istrinya dari dia yang sengaja memfoto sampai foto selfie dengan gaya yang aneh-aneh Daffa sampai membuat folder khusus untuk foto sang istri.

Dia menatap foto terakhir yang Aurora lakukan di handphonenya yaitu foto di hari pernikahan Andi. Sebelum mereka berangkat Aurora sempat foto menggunakan handphonenya terlihat sangat cantik bahkan wanita itu mencium pipinya kemudian memotret hal itu dengan wajah Daffa yang belum siap.

"Maaf sayang, andai aku bisa dengerin penjelasan kamu waktu itu kamu nggak akan pergi dan nggak akan kecelakaan."

"Ini semua salah aku."

"Izinin aku memperbaiki semuanya ya? Aku tau aku udah banyak bikin kamu sakit dan kecewa tapi sampai kapanpun aku akan selalu butuh kamu, tetap sama aku ya? Jangan pergi aku nggak akan siap kehilangan kamu."

📍📍📍

"Lah bakso gue mana No?"

"Itu bego depan mata lo!"

"Heh soto gue mana? Soto gue yang gak pedes ekstra ayam mana?!"

"Soto gue yang pedes mana woi!!"

Adel memijat pelan keningnya lalu menatap teman temannya satu persatu. Ingin tau apa yang sedang mereka lalukan saat ini? Mereka sedang piknik di depan kamar inap Aurora. Gila bukan? Tapi itulah mereka ingin di usir oleh penjaga tapi urusannya sama pemilik rumah sakit tidak di usir pun kadang mulutnya berisik.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang