27. aurora

512 22 1
                                    

"Masih ga nyangka gue lo berdua nikah." Cintia menggelengkan kepalanya dengan ekspresi takjub.

Aurora tersenyum kecil, teman-temannya terkejut kala Daffa dan dirinya menikah tanpa ada kabar pacaran. Tentu mereka tidak menyangka, mereka kira Aurora sudah move on dan menemukan lelaki tampan di Jepang.

Semua temannya sudah berkumpul di halaman belakang rumah Aurora dan Adel. Sesuai dugaan Aurora, yang datang lebih banyak dari biasanya di tambah lagi malam ini adalah malam minggu jadi mereka dengan senang hati datang.

Jojo dan Nino membawa tambahan makanan, Andi dan Bima  membawa camilan, yang paling laknat itu Ian. Dia membawa beberapa botol bir.

Putri, kekasih Andi ikut datang. Dia cukup akrab dengan trio A, bahkan trio A sudah di anggap seperti adiknya sendiri.

"Sialan gue putus ama orang Turki." Ramzi memijat pangkal hidungnya.

"Ya emang lo ga cocok ama orang Turki," ucap Ben.

"Anjing jangan ngomongin putus, gue keinget mantan yang tiga hari itu" kata Bima dengan wajah sedih.

"LO TOLOL!!" makian itu langsung muncul dari teman-temannya.

Daffa tertawa melihat wajah Bima yang sudah kusut, memang Bima sangat menyayangi mantannya itu tapi Bima juga yang membuat hubungan mereka berakhir.

"Heh lo tau Dwika?" Hani memulai gosipnya, para wanita langsung merapat ke arah Hani.

"Yee gosip lo pada! Mending bantuin kipas kipas nih," ucap Jojo, dia sedang membakar ayam.

"Dih itu si urusan lo, kita yang cewek-cewek udah nyiapin bumbunya." Angela mengangkat bahu acuh lalu fokus pada Hani.

"Dwika jadi kurus anjritt, kemaren gue ketemu."

"Hah demi apa lo? Terakhir gue liat dia masih gemuk kok." Adel menatap Hani tak percaya.

"Lo terakhir ketemu dia kapan?" tanya Cintia.

"Satu tahun yang lalu mungkin."

Aurora berdecak sebal, dia langsung menoyor kepala Adel. "Itu udah lama bodoh!"

"Itu otak makin dangkal aja." Hani melirik sinis Adel, dia kesal sungguh.

"Mau dong babi, lama banget lo ngipasin."

Kini beralih pada para lelaki yang sedang berebut udang. Ben memegang piring kosong, menunggu Alvin selesai mengipasi udang yang sedang di bakar. Daffa yang sedang membakar jagung menatap Ben sinis.

"Lo kalo megang piring doang ga bantuin ga bakal selesai!" kata Daffa.

"Dih udah banyak babu gue ga perlu ikutan ngebabu kali," ucap Ben santai.

"Yaa anjing lo!" Devian menimpuk Ben menggunakan sandal Andi.

"Heh sendal mahal itu, jangan di buang-buang!"

"Najis sendal kw aja belagu lo," ucap Lina pedas.

Putri tertawa melihat kekasihnya di hina, dia tidak berniat membela.

"Ini ga manteng-mateng anjing!"

Ian menepuk keningnya sambil menggelengkan kepala, pasrah dengan kegoblokan Rizky sedangkan yang lain menatap mereka berdua bingung.

"Kenapa si?" Aurora menghampiri Rizky, sedetik kemudian dia langsung membulatkan matanya.

"ITU UDAH LEBIH DARI MATENG RIZKYYYYY!! ASTAGFIRULLAHALADZIM."

Sosis bakar yang berwarna hitam itu langsung menjadi pusat perhatian, Rizky bodoh dalam urusan memasak.

"Lah dalemnya belom mateng Ra," ucapnya membela diri.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang