28. aurora

719 35 5
                                    

Sudah dua bulan lamanya Aurora tidak bekerja, bahkan pergi ke kantor pun tidak. Dia benar-benar menjadi istri yang baik untuk Daffa walaupun kalau bangun tidur Daffa selalu bangun lebih dulu darinya. Dia membuatkan sarapan, membersihkan rumah, membawakan Daffa makan siang, menyambut Daffa yang baru pulang kerja dengan senyum termanis, membuatkan makan malam, kadang memijat Daffa yang terlihat kelelahan.

Entah itu menjadi istri yang baik atau seperti pembantu Aurora tidak tau. Selama dua bulan ini Daffa baik, sangat malah. Tapi, kehadirannya seperti tidak di anggap.

Bukankah Daffa sudah menjadi suami yang sweet? Jawabannya Iya.

Kenapa kehadirannya seperti tidak di anggap? Karena Daffa belum terbiasa. Lelaki itu kadang suka mencuci bajunya sendiri, alasannya karena tidak ingin merepotkan Aurora atau membuat Aurora kelelahan. Tapi hal itu justru membuat Aurora terlihat seperti tidak di anggap kehadirannya. Dia ada di sana, dia istrinya, harusnya Daffa paham itu dan membiarkan dia menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.

Daffa sering pergi tanpa bilang dulu dengannya, membuat dia terus-terusan merasa khawatir karena tidak ada kabar dari Daffa. Mengambil keputusan tanpa bertanya dulu dengannya.

Aurora tau Daffa belum terbiasa, tapi dia bingung kenapa Daffa terlihat tidak ingin mencoba terbiasa dengan kehadirannya.

Masalahnya hanya tentang kebiasaan. Daffa suka lupa kalau dia sudah memiliki istri, dia tidak terbiasa jika semua barang-barangnya di sentuh oleh orang lain. Dia selalu menyiapkan keperluannya sendiri, tapi sejak menikah semua keperluannya sudah di atur oleh Aurora.

Untuk itu semua Aurora tidak masalah, dia memberi waktu pada Daffa untuk beradaptasi. Tapi yang membuat dia kesal adalah Daffa suka datang ke club Ian. Lelaki itu memang tidak melakukan hal yang aneh-aneh tapi setiap pulang dari club Ian dia terlihat cuek seperti dulu. Rasanya Aurora ingin membakar tempat itu agar Daffa tidak lagi pergi ke sana.

"Aduh istri yang baik." Angela tersenyum menggoda.

Hari ini Aurora sedang menyiapkan makan siang untuk Daffa, dia akan mengantarkan makan siang sekaligus berkumpul dengan Adel dan Angela.
Setelah pertemuan mereka di rumah Aurora, mereka tidak lagi berkumpul.

"Udah baik masih aja di sia-siain" sambung Adel bercanda.

Aurora mendengus sebal, "Ayo berangkat, mau gue kunciin lo berdua di sini?"

"Ck. Galak banget nyonya Derandra," ucap Adel lalu bangkit, tidak lupa membawa sling bag miliknya.

"Pake mobil gue aja La jangan naik taxi." Aurora menyerahkan kunci mobil range rover kesayangannya.

Setelah pulang ke rumahnya dua bulan lalu dia memutuskan untuk membawa 'si ganteng'. Menurutnya dari pada mobil itu harus diam di garasi lebih baik dia bawa, jadi jika keluar apartemen tanpa Daffa dia tidak naik taxi.

Adel dan Angela tadi di antar oleh suami mereka.

"Masih di pake aja si range rover padahal ada mobil keluaran terbaru." Angela mengambil kunci mobil sambil berujar.

"Masa bodo sama yang baru, kalo gue sayangnya sama dia mau sebagus apapun yang baru ga bakal gue lirik."

Aurora berucap santai, mereka sudah keluar dari unit apartemen Daffa dan sekarang sedang berjalan menuju lift.

"Gue bisa translate omongan lo."

Angela dan Aurora sontak menatap Adel, "Apa?" tanya mereka berdua.

"Masa bodo sama yang lain, kalo gue sayangnya sama Daffa mau sebaik atau sekaya apapun mereka ga bakal gue lirik."

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang