Aurora memainkan handphonenya dengan wajah datar. Dia sedang berada di restoran bersama Daffa dan Fely.
Iya Fely. Mereka bertemu tidak sengaja dan dengan kurang ajarnya Daffa meminta Fely untuk bergabung dengan mereka. Sekarang Daffa dan Fely sibuk membicarakan masalah pekerjaan sedangkan Aurora hanya diam sambil memainkan handphonenya.
Mungkin Daffa memang tidak ingin mendapatkan maaf darinya. Lihat saja nanti, dia akan marah lebih lama lagi.
"Oh iya Ra, lo kerja di mana? Gue belum tau nih" kata Fely sok akrab.
Aurora melirik Fely sebentar, dia menegakkan tubuhnya dan menyimpan handphonenya di dalam tas.
"Penting kalo lo tau?" tanya Aurora dengan tatapan datar.
Daffa memperhatikan interaksi kedua wanita itu. Dia sebenarnya sengaja mengajak Fely untuk bergabung, ingin membahas pekerjaan agar nanti dia tidak perlu lagi bertemu dengan Fely. Dia juga sengaja agar Aurora melihat hubungannya dengan Fely yang hanya sebatas teman, tidak lebih.
Selain itu, dia ingin melihat Aurora cemburu. Wajah gadis itu terlihat lucu jika sedang cemburu.
"Ya ngga si. Tapi gue nanya aja, siapa tau kalo lo lagi butuh kerjaan gue bisa bantu kebetulan temen gue punya perusahaan dan dia butuh sekretaris. Dari pada lo diem di rumah aja kan pasti bosen, temen gue juga masih single loh."
Daffa menatap Fely tajam, apa-apaan wanita itu merekomendasikan pekerjaan kepada Aurora apa lagi bosnya masih single. Lupa kah dia jika Aurora sudah memiliki suami?
"Kenapa ngga lo aja yang kerja sama dia?" tanya Aurora.
"Gue kan udah kerja sama Daffa. Ga papa Ra, kalo lo mau gue bisa bantu. Ganteng kok orangnya, lumayan tiap hari lo cuci mata hahaha."
What?
Aurora menatap Fely dengan pandangan jijiknya.
"Sorry gue udah kerja di AURORA COMPANY sebagai CEO sekaligus PEMILIKNYA."
Aurora menekan kata 'Aurora company', 'ceo' dan 'pemiliknya agar Fely tau kalau dia tidak lebih rendah dari wanita itu.
Fely tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya, dia menatap tidak percaya ke arah Aurora.
"Oh iya buat saran lo makasih banget. Tapi kenapa ga lo aja yang kerja di sana? Kan bosnya juga masih single kali aja lo jodoh sama dia." Aurora menjeda ucapannya.
"Btw, lo kok kaya pengen banget gue suka sama temen lo itu ya? Kalo lo lupa gue ingetin lagi. Gue udah punya suami dan suami gue ada di depan lo."
"Karena lo kayanya udah dapet tempat kerja baru mulai hari ini lo ga usah kerja lagi di kantornya Daffa."
Daffa menatap Aurora, dia tidak bisa mengeluarkan Fely begitu saja. Kinerja wanita itu bagus, dan dia cukup bisa di andalkan seperti Triya.
"Kalo gue di pecat siapa yang bakal bantu Daffa? Daffa butuh bantuan sekarang," ucap Fely.
"Gue ada. Kayanya lo ga perlu ngeraguin kemampuan gue deh. Sekarang dari pada lo kerja sama suami orang terus jadi pelakor mending kerja sama temen lo itu, ga akan ada yang marah juga kan kalo lo godain dia?"
Nyesss...
Tidak ada yang bisa menyaingi perkataan pedas dari mulut Aurora. Jangan salahkan dia jika nanti Fely tersinggung, salahkan diri sendiri karena mempunyai niat untuk merebut Daffa.
Tanpa di beritahu Aurora sudah hafal gelagat orang seperti Fely. Cih, pura-pura baik padahal hatinya busuk.
Aurora akan meladeni Fely, jika gadis itu ingin bermain-main dengannya maka dia akan merespon dengan baik. Tapi sekali lagi jangan salahkan Aurora jika akhirnya Fely kalah dan terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
aurora
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ____ seperti apapun hasil akhirnya aku tidak akan pernah menyesali itu -Aurora. Ketika orang yang dia suka kembali. Takdir tidak ada yang tau, Aurora tidak bisa mendapatkan orang itu saat SMA tapi dia bisa mendapatkannya se...