15. aurora

592 16 0
                                    

Aurora sedang menggerutu tak jelas sambil berjalan memasuki pasar malam.

"Suttt lo berisik banget," ucap Jojo sebal.

"Heh berisikan juga ni tempat ya!" Aurora berkacak pinggang lalu menatap Jojo tajam.

Mereka sedang berada di club. Club memang seperti pasar malam bukan? Mungkin lebih ramai dari pasar malam.

"Dari pada lo ngomel mending ikut ke dalem, noh si Lina juga lagi ngomel di dalem" kata Ben.

Aurora menghampiri Lina yang berada di club milik Ian, mereka berdua ingin melakukan pekerjaan yang tertunda tadi tapi Lina bilang dia akan mampir ke tempat laknat itu untuk memberi Rizky pelajaran.

Kemarin Rizky keluar dari club milik Ian sambil berciuman dengan seorang wanita, memang tidak sampai pulang bersama tapi tetap saja hal itu membuat Lina emosi. Setelah mengeluarkan jurus gombalan maut dan membuat Lina baper Rizky ingin bersama wanita lain? Enak saja! Rasakan dulu bogeman Lina.

Dua hari telah berlalu setelah masalah Daffa yang pergi bersama Fely sudah Aurora lupakan, dia tidak ingin memikirkan hal yang tidak penting itu, dia juga belum bertemu Daffa setelah acara pernikahan Angela dan Alvin.

Besok Adel dan Devian menikah, Adel sudah tidur dengan nyenyak di kamarnya mungkin begitu juga dengan Devian yang sekarang tidak ada di club. Aurora tadi meminta Ben dan Jojo menjemputnya di luar karena dia takut jika masuk ke sana sendiri.

"HIH BODOAMAT!"

Baru memasuki ruangan private yang di buat khusus oleh Ian untuk teman-temannya, Aurora sudah di sambut oleh teriakan Lina yang terkesan ngegas.

"Heh berisik banget lo!" kata Bima, tangannya memegang gelas kecil yang Aurora yakini adalah minuman haram.

Aurora menatap seluruh manusia yang ada di sana, matanya membulat kala melihat Daffa yang duduk di sebelah Andi. Laki-laki itu memang terlihat biasa saja tapi Aurora yakin jika Daffa pasti meminum alkohol.

"Sini Ra duduk" ajak Ramzi setengah sadar.

Daffa, dia awalnya tidak menyadari keberadaan Aurora tapi mendengar Ramzi memanggil "ra" dia langsung menatap ke arah pintu. Aurora berdiri sambil bersedekap, wajahnya datar bak jalan tol dan.. Aurora menatapnya.

Daffa terkejut melihat Aurora berada di tempat ini, melihat pakaian Aurora yang formal Daffa menebak kalau gadis itu sedang ada urusan pekerjaan.

"Na ayo!" kata Aurora sedikit keras.

Lina yang sedang menatap Rizky tajam mengalihkan pandangannya jadi menatap Aurora, "Bentar."

"Udahlah nanti aja, gak penting dia! Kalo mau sama cewek yang kemaren tinggalin! Nanti gue kenalin sama cowok yang lebih cakep!" kesal Aurora.

Dia lelah, emosinya juga di permainkan sejak dua hari lalu dan saat ini adalah kesempatan untuk melampiaskan emosinya itu. Lagi pula dia tidak terima melihat Lina yang menye-menye tak jelas hanya karena Rizky.

Lina bangkit lalu meninggalkan Rizky, wajahnya sudah memerah marah saat dengan enteng Rizky bilang "gue khilaf, lagi gak sampe tidur barengkan." rupanya Rizky macam-macam dengan Lina.

Daffa yang melihat Aurora akan keluar langsung menyusul gadis itu, menahan tangannya yang akan membuka pintu.

"Siapa si--"

Ucapan Aurora menggantung saat tangannya di pegang oleh Daffa, wajah laki-laki itu tenang seperti tidak punya salah.

"Aku anter," ucap Daffa. Mulutnya bau alkohol tapi dia tidak mabuk.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang