32. aurora

539 29 2
                                    


"Ini kita mau ke rumah Adel? Apa Angela?"

Daffa melirik Aurora yang terlihat lelah tapi kepo.

Mereka baru sampai di Indonesia hari ini, Aurora benar-benar lelah dia ingin cepat sampai apartemen lalu langsung tidur memeluk guling. Tapi kini mereka sedang berada di perjalanan yang Aurora ketahui menuju rumah Adel. Rumah Adel dan apartemen Daffa berlawanan arah.

Dia sebenarnya heran ketika ada pria paruh baya yang menjemput mereka, sekarang pria itu sedang mengemudikan mobilnya sedangkan dia dan Daffa duduk di kursi penumpang bagian belakang.

"Daffa aku cape" lirih Aurora lalu memeluk lengan Daffa tanpa sadar.

"Tidur aja nanti aku bangunin kalo udah sampe." Daffa mengusap lembut kepala Aurora.

"Emang kita mau ke mana sih?" kepo Aurora.

"Menurut kamu?" Daffa makin mendekatkan dirinya ke Aurora.

"Ke rumah Adel."

"Bukan."

"Terus kemana dong?" Aurora mendongakkan kepalanya menatap Daffa kesal.

"Udah kamu tidur aja."

Aurora mendengus tapi dia mengikuti perintah Daffa, dia langsung memejamkan matanya.

🍭🍭🍭

"Ini rumah siapa? Jangan asal masuk ih ga sopan."

Aurora memegang lengan Daffa, menahan lelaki itu agar tidak sembarangan masuk ke rumah orang. Mobil yang di tumpangi mereka masuk ke dalam rumah mewah yang letaknya berhadapan persis dengan rumah Adel. Entah bagaimana caranya Daffa sudah memegang kunci rumah itu, Aurora sendiri kebingungan.

"Ga ada yang marah, ini rumah kita."

Hening.

Hingga lima detik kemudian..

"HAH?!"

"Ini rumah kita sayang, yang tadi jemput itu pak Sani supir di sini" ulang Daffa dengan suara yang sangat lembut.

"D-daf? Jangan bercanda ih!" Aurora masih tidak percaya dengan ucapan Daffa.

"Aku beneran ga bercanda."

Daffa menggenggam tangan Aurora, membawa gadis itu untuk duduk di sofa ruang tamu yang terlihat sederhana, modern tapi bisa di pastikan harganya berjuta juta.

"Sebenernya aku mikir mau beli rumah udah lama tapi aku takut kamu ga setuju. Kemarin pas kita di Jepang aku langsung beli rumah ini."

Memang saat di Jepang kemarin dia langsung membeli rumah itu secara cash untuk kejutan sekaligus permintaan maafnya. Sebenarnya dia sudah tertarik dengan rumah itu dua minggu sebelumnya dan dia berniat mengajak Aurora terlebih dahulu untuk melihat baru setelah itu membelinya. Tapi, karena ada kejadian tak terduga dia langsung membeli tanpa berfikir lagi.

Masalah Aurora suka atau tidak itu belakangan menurutnya. Jika Aurora tidak suka dia bisa mencari rumah lagi dan membelinya.

Aurora sendiri masih bingung, terkejut, dan tidak percaya. Masalahnya rumah itu sangat luas, tidak mungkin hanya di huni oleh dua orang saja.

Jika di tanya dia suka atau tidak rumah itu maka jawabannya adalah suka banget. Tapi kembali lagi ke penghuni, mereka hanya berdua saja dan tidak mungkin tinggal di rumah seluas itu.

"Ini bukan rumah kosong udah lama banget terus kamu beli kan?" tanya Aurora.

Tiba-tiba pertanyaan itu melintas di otaknya, takut-takut ternyata rumah itu adalah rumah kosong yang sudah bertahun-tahun tidak berpenghuni. Horor sekali, apa lagi dia hanya tinggal berdua dengan Daffa.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang