36. Aurora

231 11 1
                                    

Bantu promosi cerita aku dongg haha

Btw klo aku posting di karyakarsa gimana setuju ga? Di wp ttp aku post kok cm yg mau baca beberapa bab duluan ke karyakarsa setuju???

📍📍📍

"Si ibu masih inget ini tempat."

"Enak ya punya istri, kemana mana di temenin istri."

Saat sampai di tukang mie ayam langganannya dulu, Aurora langsung melihat tiga mahkluk astral yang sedang makan sambil gibah di meja paling pojok.

Mereka Ben, Nino, Andi. Ketiga pria itu memang memiliki pekerjaan paling santai atau mereka bisa bekerja sambil santai-santai seperti sekarang.
Andi saja sedang mengedit foto klient nya sambil makan mie ayam.

"Bu mie ayam bakso dua," ucap Aurora pada penjualnya.

"Kemana aja neng yaampun, abis lulus langsung pada ilang semua." Si ibu penjual mie ayam memegang lengan Aurora, mereka dulu sangat akrab bahkan dulu si ibu pernah menyimpan nomor handphone Aurora untuk saling mengabari agar Aurora dan teman-temannya bisa bolos dan pergi ke warungnya.

"Ih ibu masih inget saya?" Tanya Aurora sambil tersenyum cerah.

"Ya masih atuh, biasanya mesen mie ayam bakso ga pernah absen."

Aurora tertawa mendengar itu, memang setiap bolos dan nongkrong di sana Aurora selalu memesan mie ayam bakso tidak pernah berubah.

Saat si ibu penjual bakso sibuk membuat pesanannya dia mengajak Daffa untuk bergabung ke teman-temannya yang sedang lanjut gibah.

"Ra lo tau gak? Nino abis di tolak cewek!"

Kan Ben memang rajanya gibah, baru duduk saja Aurora langsung di kasih info menarik.

"Lo telpon Cintia gih" suruh Aurora yang langsung mendapat tatapan bingung dari mereka semua.

"Tetangganya kan dukun, tanya masih buka apa ngga kali lo mau make pelet gitu."

"Anjing lo!"

"Hahaha anjir pelet!"

"Susuk sih sekalian."

Daffa tertawa saja mendengar ucapan istrinya. Aurora memang paling senang menjahili teman-temannya.

"Eh dap lo kenapa semalem berantem sama Eggy?" Tanya Nino kepo.

"Dih kan udah gue ceritain tolol." Andi menoyor kepala Nino.

"Lebih seru dari orangnya langsung." Nino memajukan tubuhnya, menatap Daffa dengan serius.

"Ga usah deket-deket." Daffa mendorong kening Nino.

"Cepet cerita" suruh Nino.

"Eggy nyatain perasaannya ke Aurora, pegang tangan Aurora."

"Udah? Gitu doang?" Tanya Nino.

"Hm."

"Anjir ini sih detail-an Andi yang cerita!" Nino langsung menghadap Andi lagi.

"Apa lo? Mau gue colok?" Andi mengarahkan sumpit yang dia pegang ke depan wajah Nino.

Nino mendengus sebal, "Kenapa sih pada jahat sama gue."

"Drama lo," ucap Aurora dengan tatapan jijiknya.

"Ben liat Ben." Nino menatap Ben yang sedang fokus makan.

"Bodoamat."

"Anjing!"

Umpatan itu membuat Andi tertawa puas.

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang