17. aurora

564 23 0
                                    

"Cieee yang mau nikahh!!"

"Lina jomblo sendiri!!"

"Yaaa anjeng lo pada!!"

Aurora mengusap kedua telinganya kasar kala teriakan Angela, Adel dan Lina menggelegar di kamarnya bahkan sampai terdengar ke luar hingga Audy dan Natasya kini ikut berteriak.

"Pokonya ponakan gue nanti yang imut imut!!" kata Audy.

Aurora menyandarkan kepalanya di dinding sambil memeluk guling, persis seperti orang yang sudah siap di aniaya. Kamarnya sudah seperti kapal pecah, nakasnya sudah tidak ada isinya. Natasya mengambil permen yang ada di dalam nakas Aurora.

"Ambil musik box ayo kita dangdutan!!" suruh Angela.

Mereka sengaja merusuh di kamar Aurora.

"Ya Allah tolong hamba," ucap Aurora lirih. Sungguh telinganya sangat sakit mendengar suara-suara mereka.

"Ayo dong Ra ikutan!!" ajak Adel.

"WOOOO!!!"

Ceklek..

Aurora langsung keluar saat pintu kamarnya terbuka, Adriana, Devian, Alvin juga Rizky mengecek keadaan kamar Aurora saat terikan para wanita itu terdengar sampai lantai bawah.

"Ya Allah mau nikah di bikin stress" kata Rizky saat melihat wajah Aurora sudah lecek bak kertas bekas.

"Ah gak seruu nihh" kata Lina lalu berkacak pinggang.

"Ya gimana mau seru lo dari tadi tereak tereak!" kesal Aurora.

"Udah sekarang makan dulu," ucap Adriana.

Alvin dan Devian mengambil alih istrinya yang senang sekali mengganggu Aurora.

Aurora memeluk lengan Adriana manja, dia ingin manja-manjaan sebelum besok statusnya yang sudah berubah menjadi seorang istri.

🍭🍭🍭

Aurora menatap pantulan dirinya di cermin. Hari ini dia akan menikah, gaun, make up, tataan rambut, semuanya sudah siap. Dia terlihat seperti putri cantik yang ada di dongeng-dongeng.

Dia sedang berada di ruang ganti di gedung yang akan menjadi tempat ijab qobul juga resepsi pernikahannya, semua yang mengurus Adriana, Siska dan Hilma tapi dia dan Daffa tetap memberikan uangnya pada ketiga ibu itu.

Tokk.. Tokk.. Tokk..

Aurora menatap pintu yang tertutup rapat, dia sedang sendiri di sana.

"Masuk."

Ceklek..

Adriana muncul dengan senyum yang tak pernah pudar sejak semalam, wanita itu sepertinya sangat bahagia.

"Kenapa ma?" tanya Aurora.

"Cantiknya anak mama."

Adriana duduk di sebelah Aurora, menggenggam tangan anak pertamanya.

"Kamu marah gak sama mama?"

Aurora mengerutkan keningnya, "Marah kenapa? Aku gak pernah marah sama mama."

"Maafin mama ya. Maafin mama karena udah jodohin kamu, mama tau kamu terpaksa tapi ini juga demi kebaikan kamu."

Aurora tersenyum, "Aku tau ma, aku juga udah terima semuanya, aku cuma mau mama, mommy, papa bahagia."

Adriana langsung memeluk Aurora, waktu berjalan begitu cepat, anak gadis yang dulunya sering membuat ulah di sekolah kini sudah dewasa.

"Mama sayang kamu."

auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang