Tringgggg
Bel pulang sekolah berbunyi membuat siswa/siswi berhamburan keluar dari sekolah kecuali dinda dan vina mereka menunggu di kelas sampai sekolah kosong karena mereka malas dengan keramaian.
"Din hari ini lo mau kemana dulu?" Tanya vina.
"Langsung pulang deh kayanya" jawab dinda.
"Oh, lo gamau ikut sama gue dulu?" Tanya vina.
"Kemana vin?" Tanya dinda.
"Ke cafe baru deket sekolah" jawab vina.
Dinda diam sejenak "ngapain?" Tanya dinda.
"Jajan terus sambil nyuci mata soalnya barista di cafe itu ganteng banget" jawab dengan semangat vina.
Dinda terkekeh "sebentar aja ya tapi" ucap dinda.
"Yah kok sebentar sih" ucap kecewa vina.
"Ngapain lama-lama bosen" ujar dinda.
"Yaudah deh yuk berangkat" ajak vina sembari menarik lengan sahabatnya.
Merekapun pergi ke cafe dekat sekolahannya, begitu masuk mereka disajikan pemandangan indah dengan ornamen khas 90an. Mata dinda tertuju pada sebuah sudut cafe yang terdapat sebuah lukisan yang sangat unik.
"Duduk di sana yuk vin" ajak dinda.
Vina hanya mengangguk dan merekapun duduk dimana lukisan unik itu berada. Lalu tak lama pun seorang pelayan menghampiri mereka dan membawakan sebuah buku menu.
"Silahkan kak" ucap pelayan itu.
Merekapun sibuk memilih minuman apa yang ingin mereka minum.
"Saya mau caramel lava chip nya satu ya mba, lo mau apa vin?" ucap dinda.
"Kalo gue shaken lemonade satu ya mba" kata vina.
"Baik tunggu sebentar ya kak" ucap pelayan itu.
Setelah memesan mereka pun hanya diam, dinda hanya memandang lukisan-lukisan yang berada di cafe tersebut.
"Din liat tuh baristanya" ucap vina.
Dinda pun menengok kearah barista itu namun ia tidak tertarik kepada lelaki itu.
"Gimana?" Tanya vina.
"B aja sih" jawab jujur dinda.
"Ya ampun din cowo segemoi itu di bilang b aja" decak sebal vina.
Dinda hanya tertawa kecil dan mengeluarkan buku gambar kecilnya, ia pun mulai menggambar yang ia lihat. Di sisi lain vina hanya sibuk memandangi barista yang menurutnya tampan itu.
"Ini kak pesanannya, selamat menikmati" ucap pelayan itu.
"Makasih mba" ucap vina.
Mereka pun meminum pesanan mereka dan sembari melanjutkan kegiatannya masing-masing.
.
.
.Tak terasa sudah 1 jam mereka berada di cafe tersebut dan keadaan diluar hujan deras.
"Din gimana dong hujan" ucap vina.
Dinda melihat kearah jendela.
"Lo ga bawa payung?" Tanya dinda.
"Bawa" jawab vina.
"Yaudah kita pulang aja yuk bentar lagi udah mau gelap takut bunda nyariin" ajak dinda.
"Yuk" ucap vina.
Merekapun keluar dari cafe dan membuka payung masing-masing, namun karena rumah mereka berbeda arah akhirnya mereka berpisah.
"Bye din!" Pamit vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Короткий рассказ"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...