takdir

10 2 0
                                    

Prankkk!! (Suara piring pecah)

Vano terkejut mendengar suara piring pecah itu ia pun langsung saja beranjak dari kasur dan melihat siapa yang menjatuhkan piring.

Vano berjalan menuju dapur dan betapa terkejutnya ia melihat seorang gadis sedang membuat kekacauan di dapurnya.

"Siapa lo!" Teriak vano.

Gadis itu berbalik dan vano mengerutkan keningnya.

"Grace?" Ucap vano.

Gadis itu berlari memeluk erat vano, grace adalah teman kecil vano dan papahnya grace pun menjadi investor terbesar kedua di perusahaan papahnya. Grace sudah lama tinggal di luar negeri Jadi dia terlihat seperti orang bule.

"I miss you so bad" ucap grace.

"Lo ngapain di sini?" Tanya vano.

"I want see your face" jawab grace.

"Jawab yang bener" ucap vano.

"Aku disuruh papah kamu untuk tinggal disini sama kamu" jawabnya.

"Papah ngapain nyuruh lo tinggal di sini?" Tanya vano.

"Nanti juga papah kamu cerita, udah ya nanyanya mending sekarang kita sarapan dulu" jawab grace.

Vano pergi meninggalkan grace menuju ke kamarnya untuk mandi, hari ini dirinya akan menjemput dinda.

*
*
*

Vano setelah siap-siap untuk pergi sekolah ia pun mengambil kunci motornya dan berniat untuk pergi berangkat ke sekolah.

"Vano lo gak sarapan?" Tanya grace.

"Ngga" jawab vano setelah itu dirinya pergi berangkat kesekolah.

15 menit perjalanan akhirnya vano sampai di depan rumah dinda. Vano turun dari motornya lalu memencet bel rumah dinda.

Tak lama dinda keluar dari rumahnya dengan tatapan dingin, dinda menghampiri vano.

"Kenapa lo ga bales chat gue?" Tanya vano.

"Gue ga sempet megang hp" jawab dinda.

Vano mengangguk "terus lo kemaren pulang sama siapa?" Tanya vano lagi.

"Sendiri" jawab dinda.

"Yaudah kalo gitu kita berangkat sekarang" ajak vano.

Dinda yang merasa tak enak pun menuruti kemauan vano untuk berangkat bersamanya, bagaimanapun juga vano telah menyelamatkan nyawanya.

******

Dinda dan vano sampai di sekolah dalam waktu 10 menit saja karena vano sangat mengebut.

"Gue duluan" ucap dinda.

Tanpa menunggu jawaban dari vano dinda sudah berjalan menuju kelasnya, vano hanya bisa pasrah melihat dinda pergi.

Di perjalanan menuju kelas dinda terus saja memikirkan ucapan vina kemaren, memang vano tidak pernah mengajaknya berhubungan lebih dari teman namun vano sudah menyelamatkan nyawanya.

"Dinda lo ga latihan?" Tanya vina.

"Gue mau latihan kok cuman gue mau ngambil buku lukis gue di kelas" jawab dinda.

"Oh gitu, terus kenapa muka lo di tekuk gitu?" Tanya vina.

"Gara gara lo" jawab dinda.

Setelah itu dinda pergi dari kelas, vina berpikir mengapa gara gara dirinya? Apa karena ucapannya kemarin? Tapi bagaimanapun juga ia ingin yang terbaik untuk sahabatnya. Dirinya tak ingin melihat sahabatnya tersakiti.

sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang