Hari ini di sekolah dinda akan di adakan seminar lukis dan tentu saja dinda sangat senang menyambut hal ini. Ia pun pergi ke aula untuk melihat-lihat karya-karya lukisan yang indah.
"Hey" sapa seseorang.
Dinda menengok kearah sumber suara itu dan ternyata pria menyebalkan itu lagi.
'mau apa sih dia? Guman dinda.
Pria itu tersenyum kepada dinda namun dinda hanya diam dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Oh iya kita belum kenalan, nama lo siapa?" Tanya pria itu.
Dinda diam sejenak sembari menatap pria itu.
"Mau apa sih lo?" Tanya dinda dingin.
"Gue mau kenalan" jawab santai pria itu.
"Biar apa?" Tanya lagi dinda.
"Biar kenal lah" jawab santai pria itu lagi.
Dinda menghela nafas dan memilih pergi namun sayangnya tangan dinda di tahan oleh pria itu.
"Apaan sih" ucap dinda sebal.
"Kita belum kenalan masa main pergi aja" jelas pria itu.
"Lepasin dulu" ucap dinda sembari berusaha melepaskan tangannya.
"Nama lo dulu siapa?" Tanya pria itu.
"Dinda, puas?" Jawab dinda.
"Ahh dinda, kenalin nama gue Alvano biasa di panggil vano" ucap pria itu.
Dinda mengangguk "udah kan kenalannya? Kalo gitu lepasin" ucap dinda.
Vano hanya tersenyum hangat "maaf ya, lain kali jangan cuek-cuek" ucap vano sembari melepaskan tangannya.
Dinda pun tidak menjawab dan memilih pergi menuju vina sahabatnya. Vina yang sedari tadi sudah memperhatikan dinda bersama dengan vano hanya tersenyum melihat kedatangan dinda.
"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya dinda.
"Hahah lo kenal sama si vano?" Tanya vina.
"Ngga" jawab dinda singkat.
"Terus tadi ngapain?" Tanya vina.
"Kenalan" jawab dinda.
"Itu tandanya lo kenal sama dia" ucap vina.
"Iya deh iya" kata dinda pasrah.
"Hehee, lo tau ga vano itu jago banget main biola tapi ya gitu badboy" ucap vina.
Namun dinda seperti mengingat sebuah kejadian di hari pertama ia sekolah dan ia mendengar lantunan biola yang sangat menenangkan jiwanya.
Flashback on
Setelah selesai meminjam buku dinda bergegas pergi menuju kelasnya kembali namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara alunan biola dari ruangan musik sekolahnya. Ia pun mengintip dari sedikit celah pintu yang terbuka dan melihat ada seorang pria sedang memainkan biolanya, namun dinda tidak bisa melihat jelas wajah pria itu.
"Siapa sih dia?kok jago banget main biolanya" guman dinda.
Tringggggg (bel berbunyi)
Suara bel membuat dinda terkejut dan ia pun langsung berlari menuju kelasnya namun di perjalanan kekelas ia masih penasaran siapa pria yang bermain biola itu.
Flashback off
'ahh jadi pria itu vano' gumannya dalam hati.
Vina menggoyangkan tubuh dinda "hey jangan ngelamun" ucap vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Short Story"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...