menyerah atau berjuang terus?

30 8 0
                                    

Hari ini dinda telah berangkat pagi-pagi sekali menuju sekolah, ia telah tiba di kelas sejak 15 menit yang lalu. Dinda hanya diam mendengarkan musik dan membaca buku. Dinda membuka handphonenya dan melihat bahwa sekarang sudah puk 07:00 namun masih belum ramai yang datang.

"pada kemana sih?" guman dinda.

Dinda pergi keluar kelas menuju perpustakaan sebentar lalu pergi lagi menuju ruang seni.

Drtttt drttt

Telepon dinda berdering dan terlihat di layar handphonenya bahwa...

Bara is calling

Dinda segera mengangkatnya.

"hallo bar?" sapa dinda.

"hallo din, lo dimana?" tanya bara.

"gue di ruang kesenian, kenapa?" jawab dinda.

"ohh bisa ga keruang osis sebentar?" tanya bara lagi.

"oke gue otw" jawab dinda.

"oke gue tunggu ya" ucap bara.

Tuttt

Setelah telepon mati dinda segera menuju keruang osis dan ternyata sudah banyak siswa yang berada di koridor sekolah. Dinda pun akhirnya sampai diruangan osis lalu membuka pintu.

Ceklek

"eh din sini" ucap bara sembari menepuk-nepuk kursi disebelahnya.

Dinda pun menghampiri bara dan duduk di kursi tersebut.

"kenapa bar?" tanya dinda.

"din bisa bantuin gue ga?" tanya bara.

"bantuin apa?" tanya dinda.

"bantuin gue buat beli bahan-bahan buat ngerayain hari jadi sekolah kita ntar lusa" jawab bara.

"lohh emang anggota osis yang lain kemana?" tanya dinda.

"ada tapi mereka sibuk sama tugasnya masing-masing dan gue juga punya banyak tugas" jelas bara.

Dinda mengangguk paham "boleh ntar gue bantuin emang mau beli apa?" tanya dinda.

"rencananya gue mau bikin tumpeng terus pak haris bilang ga boleh beli harus bikin dan di anggota gue ga ada yang bisa karena gue tau lo bisa masak jadi gue minta bantuan sama lo. Bisa kan?" tanya bara.

"bisa kok bar ntar paling di bantu sama bunda" jawab dinda.

"wahh thanks banget ya din, ntar pulang sekolah kita otw beli bahannya ya" ucap bara.

"oke, kalo gitu gue ke kelas dulu ya" pamit dinda.

"ohiya hati-hati" ucap bara.

Dinda pun keluar dari ruangan osis dan ketika perjalanan menuju kelas dinda di tarik oleh sekelompok perempuan.

"Heh! Lo jadi cewe jangan keganjenan dong dan jangan suka ngerebut apa yang seharusnya jadi milik orang!" ucap perempuan tersebut.

Dinda hanya diam menatap tajam manik milik perempuan itu dan ia melibat nama di name tagnya.

Clara maulia

"maksud lo apa?" tanya santai dinda.

"ck.. Lo gausah pura-pura bodoh deh" jawab clara.

"gajelas" ucap dinda.

"hah apa? Lo bilang gue ga jelas?" ucap clara sembari menjambak rambut dinda.

Dinda menendang kaki clara dan membuat clara terjatuh ke lantai lalu dinda tersenyum sinis.

"Lo gausah macem-macem sama gue deh" ancam dinda.

sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang