"V-vano.." ucap dinda.
Mata dinda terpaku melihat sosok yang telah lama hilang sekarang ada di hadapannya. Entah bagaimana ini bisa terjadi namun ia merasa sangat terkejut, Bayang-bayang masalalu terus berputar di pikiran dinda.
"wahh selamat lukisan ini terjual dengan harga yang sangat menjulang tinggi luar biasa yaitu seharga 1 miliyar rupiah..." ucap mc.
Sorak dan tepuk tangan penonton terdengar kesegala penjuru membuat dinda tersadar.
"baik silahkan mas yang menawarkan harga 1 miliyar bisa maju kedepan" ucap mc.
Vano berjalan lurus kedepan menghampiri dinda yang diam terpaku menatap manik vano tak menyangka. Vano tersenyum bahagia menatap dinda seorang perempuan yang selalu ada di benaknya selama 8 tahun ini dengan rasa rindu yang amat mendalam kepada dinda akhirnya ia dapat bertemu dinda lagi.
.
.
.
Setelah acara selesai dinda langsung turun dari panggung dan hendak pergi dari tempat itu namun tangannya di cekal oleh vano."tunggu din.." ucap vano.
Dinda menghentikan langkahnya dan saat mendengar suara serta kalimat itu membuat dinda merasakan sesak.
"din.." panggil vano.
Dinda menoleh kearah vano "mau apa lagi? lo belum puas atas kejadian 8 tahun yang lalu?" ucap dinda yang tak bisa mengendalikan emosinya.
"maafin gue din.. gue ninggalin lo secara tiba-tiba dan ga pamit sama lo karena gue punya alasan" ucap vano.
"gue ga perduli dan ga mau tau" ucap dinda.
"dengerin gue dulu din, gue cinta sama lo tapi waktu itu keadaannya ga memungkinkan kita bersama" ucap vano.
"gue udah bilang kalo gue ga perduli!" bentak dinda.
"din gue kesini karena gue kangen sama lo, maaf gue terlambat tapi gue bener-bener punya alasan" ucap vano.
"perlu berapa kali sih gue kasih tau lo biar lo sadar kalo gue udah ga perduli!" ucap dinda.
"gue tau lo pasti marah dan benci sama gue tapi sekali ini aja lo dengerin penjelasan gue" ucap vano.
"percuma lo jelasin alasannya karena hal itu ga akan merubah apapun" ucap dinda.
"setidaknya lo harus dengerin dulu alasan gue" ucap vano.
"gue bilang gamau gausah maksa" ucap dinda.
Dinda pergi meninggalkan vano namun vano tak pantang mundur dan mencoba menghentikan langkah dinda.
"din tunggu dulu..." ucap vano.
"gue bilang ga perduli" ucap dinda.
"dinda..." panggil seorang pria yang tak lain adalah devan.
"mas devan" ucap dinda.
Devan berjalan menghampiri dinda dan ia menatap laki-laki yang memegang lengan pacarnya itu.
"dia siapa din?" tanya vano.
Devan tersenyum "saya devan pacarnya dinda" jawab devan.
Mata vano membulat tak percaya bahwa dinda perempuan yang selalu ia rindukan sudah memiliki seorang kekasih.
"mas devan aku pengen pulang" ucap dinda.
"iya din.." ucap devan sembari menggandeng dinda.
Devan membawa dinda kemobilnya dan menyuruh dinda untuk masuk.
"tapi mas aku bawa mobil" ucap dinda.
"gapapa nanti biar supir aku yang ambil" ucap devan.
Dinda pun mengangguk lalu devan segera melajukan mobilnya, terlihat dinda yang sedari tadi diam dan devan tak berniat mengganggunya.
******
Pagi hari ini devan sudah berada di panti asuhan untuk memberikan alat untuk anak-anak belajar.
"wahhh kak devan bawa banyak banget, anak anak pasti seneng" ucap lili yang saat ini sudah besar.
"gimana sekolah kamu li? jangan kecapean ngurus yang lain kamu juga harus di urus" ucap devan.
"sekolah aku lancar kok kak terus juga gapapa kok aku kan udah gede bentar lagi naik kelas dua smp berarti udah mau dewasa dan aku harus bantuin bu susi" ucap lili.
Devan mengusap kepala lili "iya deh li bawel kamu" ucap devan.
"ohiya kak bu susi tadi nitip ini sebelum pergi ke luar kota, katanya sih ini buat kakak" ucap lili.
Devan menerima kotak itu dan membukanya ternyata isinya adalah sebuah syal rajut. Didalam kotaknya pun disertai sebuah surat, devan pergi keluar untuk membaca suratnya.
isi suratnya :
"nak devan bentar lagi musim dingin jadi ibu buatkan syal untuk kamu biar ga kedinginan, harus di pakai ya syalnya, jangan sampe kamu jatuh sakit ya nak.."
Devan meneteskan air matanya membaca surat yang didalam setiap kata yang ada terasa sangat hangat bagi devan.
drtttt drttt (suara dering telepon)
Di tengah keharuan yang dirasakan devan tiba-tiba terdengar suara dering telepon yang ternyata telepon itu dari dinda.
"hallo, ada apa dinda?" tanya devan.
"loh kok mas suaranya kaya abis nangis?" tanya dinda.
"ngga kok saya cuman... flu aja" jawab devan.
"mas sakit? yaampun kenapa kok bisa? udah kedokter? mas mangkannya jangan terlalu cape aku udah bilang kan jangan cape cape banget ngurusin pekerjaan" ucap dinda yang tak ada hentinya.
"ngga parah kok kamu gausah khawatir" ucap devan.
"yaudah kalo gitu, ohiya mas ada dimana sekarang?" tanya dinda.
"saya masih di panti asuhan, ada apa?" tanya devan.
"gapapa kok mas aku cuma penasaran aja" jawab dinda.
"serius?" tanya devan.
"iya mas beneran, yaudah kalo gitu mas cepetan pulang ya istirahat, minum obatnya" ucap dinda.
"iya dinda saya sekarang langsung pulang kok" jawab devan.
"iya mas hati hati dijalan ya mas, kalo gitu aku tutup dulu yaa soalnya ada kerjaan yang harus aku kerjain" ucap dinda.
"iya dinda, jangan lupa makan ya.." ucap devan.
"iya mas..." jawab dinda.
"yaudah mas tutup ya" ucap devan.
"iya mas, see you.." ucap dinda.
tutttt ( suara telepon ditutup)
Setelah telepon di tutup devan segera berpamitan karena masih ada urusan yang mendadak yang harus ia lakukan.
To be continue
Jangan lupa vote ya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Short Story"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...