Setelah acara pameran selesai mereka semua pulang kerumahnya masing-masing. Devan mengantarkan dinda sampai kedepan rumah namun dinda belum juga turun dari mobil karena ia masih merasa berat untuk berpisah.
"Mas ga bisa nginep aja ya kali ini?" Tanya dinda.
"Loh kalo gitu gausah nginep, kita nikah aja gimana?" Tanya devan.
"Ihh kok nikah sih" ucap dinda.
"Biar bisa sama-sama terus kan?" Ucap devan.
"Kalo masalah itu biar aku pikir-pikir dulu" ucap dinda.
Devan tertawa "kenapa harus dipikir-pikir, kamu ragu sama aku?" Tanya devan menggoda dinda.
"Bukan gitu mas.. aku ga ragu tapi masa kamu ngelamar aku kaya tadi sih" ucap dinda.
"Iyaa mas bercanda, nanti kapan-kapan aja ya nikahnya" ucap devan.
"Kok kapan-kapan?" Tanya dinda.
"Loh kamunya gamau" jawab devan.
"Mana ada aku jawab gamau" ucap dinda.
"Berarti mau nih?" Tanya devan.
"Ihh mas devan gatau ah aku pusing" jawab dinda.
"Mau aku beliin obat?" Tanya devan.
"Ga!" Jawab dinda.
Setelah itu dinda langsung keluar dari mobil namun devan mencegahnya masuk kedalam rumah.
"Jangan marah.. maaf ya" ucap devan.
"Nyebelin banget sih.." ucap dinda.
Devan hanya tertawa mendengar ucapan demi ucapan yang dinda katakan membuat rasa lelahnya hilang, devan memeluk dinda erat seakan-akan tidak akan pernah dilepaskan. Devan mengusap lembut rambut dinda dan merasakan ketenangan.
"Mas devan?" Panggil dinda.
"Ada apa?" Jawab devan.
"Mas devan gamau pulang apa? Ini udah malem loh ibu pasti nyariin" ucap dinda.
"Ohiya mas kelupaan, gara-gara kamu sih" ucap devan.
"Loh kok gara-gara aku?" Protes dinda.
"Karena kamu bisa bikin mas nyaman banget sampe lupa pulang" jawab devan.
"Ihh mas devan stop gombal!" Ucap dinda.
"Kenapa?" Tanya devan.
"Ga baik buat jantung aku mas..." Jawab dinda.
Devan tertawa mendengar ucapan dinda "yaudah kalo ga boleh gombal, mas lakuin ini aja" ucap devan sembari mencium kening dinda.
Cup!
Muka dinda memerah membuatnya sama seperti tomat dan devan mengusap lembut kepala dinda.
"Mas devan aku masuk duluan ah" ucap dinda sembari berlari masuk kedalam rumah.
Devan hanya melihat kekasihnya berlari hingga punggung cantik dinda menghilang setelah itu devan melajukan mobilnya menuju ke rumahnya.
.
.
.
Devan sampai dirumahnya dan saat ini sudah pukul 23:40 sudah sangat malam. Devan sangat mengantuk, ia masuk kedalam dengan hati-hati berniat tidak ingin membangunkan ibunya.Devan jalan menuju kamarnya dan setelah masuk kedalam kamarnya devan bergegas untuk mandi karena ia ingin menyegarkan diri. Tak lama devan selesai mandi ia memakai kaos putih polos dan celana pendek yang biasa ia pakai dirumah.
"Ahh akhirnya.." ucap devan setelah merebahkan dirinya di kasur.
Karena kelelahan devan tidur dengan cepat dan ia tertidur sangat pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Truyện Ngắn"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...