pacar

30 8 2
                                    

Pagi hari ini vano sudah tiba di depan rumah dinda menunggu kehadiran dinda sembari menyiapkan senyuman terbaiknya.

"selamat pagi" sapa vano.

"pagi" jawab dinda.

"yaudah yuk berangkat" ajak vano.

Dinda pun naik ke atas motor vano tak lupa ia berpegangan erat kepada vano. Lalu vano segera bergegas menuju sekolahnya.
.
.
.

Akhirnya mereka sampai disekolah dan yaps semua mata tertuju kepada dua manusia ini.

"cocok banget mereka"

"dih kegatelan banget tu cewe"

"wahh mereka pacaran?"

"iri gue boss"

Seperti itulah ocehan murid-murid yang melihat kejadian itu namun baik dinda maupun vano tak ada yang meresponnya sama sekali.

"gue duluan" pamit dinda.

Vano mencekal lengan dinda "tungguin gue din, kita bareng ke kelasnya searah ini kan" cegah vano.

Mereka berdua pun jalan beriringan menuju kelasnya dengan banyak pasang mata yang melirik.

"belajar yang bener ya" ucap vano sembari mengacak-acak gemas rambut dinda "gue kekelas dulu" sambungnya pamit.

Dinda hanya menganguk dan masuk kedalam kelas mereka dan benar saja vina membuka bulat matanya sempurna.

"lo udah official din sama vano?" tanya vina.

"apaan sih lo vin, ngawur aja" jawab dinda.

"kirain gitu lo sama vano udah resmi" goda vina.

"udah ah vin apaan sih" ucap dinda.

Setelah itu vina terus menggoda dinda membuat dinda sedikit terganggu tapi mau bagaimapun vina tetap sahabatnya.

*****

Tringggg (bel istirahat)

Dinda dan vina bergegas menuju kantin namun datanglah vano membuat perjalanan mereka terhambat.

"gue pinjem dindanya ya" ucap vano sembari menggengam lengan dinda dan membawanya pergi.

"jangan lupa di balikin ya!" teriak vina.

Vano membawanya taman di belakang sekolah "lo mau apa sih?" tanya dinda.

"gue gamau apa-apa sih cuman mau berduaan aja sama lo" jawab vano.

Dinda berdecak sebal "gue laper tau mau ke kantin" ucap dinda.

"gue tau kok mangkannya gue bawa lo ke sini" ucap vano.

"apaan sih gajelas banget" ucap dinda.

"jangan marah-marah dulu bisa ga?" tanya vano.

Dinda terdiam lalu tak lama dari itu datang seorang pria membawakan kantong plastik berwarna putih.

"nih" ucap pria itu.

"thanks bro" ucap terimakasih vano.

Pria itu pergi meninggalkan vano dan dinda berdua di taman. Vano membuka plastik itu dan memberikan dinda sandwich serta jus.

"nih makan" pinta vano.

"gue bisa beli sendiri kali" ucap dinda.

"ini rasanya jauh lebih enak di bandingkan dengan lo beli sendiri" jelas vano.

Dinda hanya diam dan mengambil makanan yang diberikan vano kepadanya. Vano terlihat senang dan terus mengembangkan senyumnya.

"lo ga akan makan?" tanya dinda.

sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang