minggu pagi

6 1 0
                                    

pukul 07:30 dinda sudah bangun dan memasak sarapan di dapur untuk bunda dan adit. Ia hanya memasak nasi goreng dan juga membuat jus mangga kesukaan bunda.

"loh udah bangun?" tanya bunda.

"iya bun hari ini dinda ada kerjaan lagi" jawab dinda.

"kerjaan sama mas devan?" tanya bunda.

"iyaa" jawab dinda.

Bunda mengangguk dan bunda pergi ke taman untuk menyiram tanaman, bunda melihat tanaman pemberian vano. Bunda tersenyum dan batinnya berkata...

"bunda harap vano baik baik saja, bagaimanapun vano sudah menyelamatkan putri bunda walau sekarang vano entah ada dimana tapi bunda harap vano selalu sehat" batin bunda.

Bunda selalu menghargai setiap hal yang sudah dilakukan vano untuk dinda ya walaupun pada akhirnya mereka berdua tidak ditakdirkan bersama namun vano telah berjasa besar.

"terimakasih tanamannya bunda sangat menyukainya dan bunda akan menjaga tanaman ini dengan sangat baik" batin bunda lagi.

Bunda mengambil air lalu menyiram semua tanamannya dan itu adalah salah satu kegiatan yang bunda sukai.

"bundaa sarapannya udah siap" teriak dinda dari dapur.

Bunda bergegas pergi kedapur dan melihat bahwa dimeja makan sudah tersedia makanan untuk sarapan.

"abang cepat turun kita sarapan" teriak bunda.

Tak lama adit turun dengan pakaian rapihnya untuk pergi ke kantor lalu ia duduk di meja makan.

"hari ini ade yang masak?" tanya adit.

Dinda mengangguk "iya, harus di abisin ya bang" jawab dinda.

Adit tersenyum dan mengangguk setelah itu mereka bertiga sarapan bersama dimeja makan.

"adit sore nanti antar bunda ya" ucap bunda.

"kemana bunda?" tanya adit.

"ke makam ayah kamu, bunda udah lama ga kesana" jawab bunda.

Adit mengangguk "iya bunda sore nanti adit antar" ucap adit.

Dinda tersenyum melihat bunda dan abangnya dalam keadaan sehat dan bisa menikmati sarapan bersama.

"ayah liat kan bunda sama bang adit baik baik aja, ayah gausah khawatir ya dinda sama bang adit pasti jagain bunda" gumannya.

Dinda selalu merindukan ayahnya dan ia sangat merindukan momen-momen kebersamaan bersama ayahnya.
.
.
.
Jam sudah menunjukan pukul 10:00 dan devan sudah mengabari bahwa ia sudah dalam perjalanan menuju rumah dinda.

"Di jemput mas devan lagi?" tanya bunda.

"iya bunda" jawab dinda.

"yaudah kalo gitu hati-hati ya bilangin sama mas devan salam dari bunda" ucap bunda.

"iya bunda kalo gitu dinda pamit yaa" pamit dinda.

Bunda mengangguk lalu dinda pergi menuju gerbang dan benar saja mobil devan baru saja datang. Ia pun langsung masuk kedalam mobil dan merekapun menuju ke cafe. Karena perjalanan hari ini tidak macet jadinya mereka sampai di cafe lebih cepat, mereka masuk kedalam cafe dan mulai bersiap lagi untuk melanjutkan gambarannya.

"Mas devan di bagian atas sini mau di gambar kupu-kupu ga?" tanya dinda.

"menurut kamu gimana? kalo kamu pikir itu akan bagus silahkan aja saya pasti akan suka" jawab devan.

sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang