terbaring lemas

9 1 0
                                    

Devan langsung dilarikan kerumah sakit karena luka tusuk yang lumayan dalam membuat devan pendarahan hebat.

"pak tolong cepatt!" ucap karina sembari menangis.

Karina menatap putranya yang baru saj ia temukan namun ia sudah memberikan sebuah penderitaan. Karina sangat merasa bersalah atas semua yang terjadi hari ini.

"maafin ibu ya nak.. semuanya karena ibu'' ucap karina.

"i-ini bukan salah ibu jadi ibu j-jangan khawatir ya'' ucap devan terbata-bata.

"kamu harus kuat yaa, sebentar lagi nyampe rumah sakit'' ucap karina.

Devan yang terlihat semakin lemas hanya bisa mengangguk kecil untuk menjawab ucapan sang ibunda. Karina benar-benar hancur melihat putranya terbaring lemas dengan berlumuran darah.
.
.
.
Mobil ambulans akhirnya sampai di rumah sakit dan dengan sigap devan langsung dibawa masuk kedalam dan diberi tindakan, seperti yang diperkirakan devan harus menjalani operasi karena luka tusukan itu sangat dalam.

Karina hanya bisa menangis melihat putranya masuk kedalam ruang operasi. Baru beberapa kali mereka bertemu namun ia sudah membuat devan dalam bahaya. Disaat hari karina sedang hancur terlihat seorang perempuan yang ia kenal berlari menuju ruang operasi dengan air mata yang berlinang.

"mas devan..hiks.." ucap tangis dinda.

Dinda menangis sesegukan karena tak percaya hal ini akan terjadi kepada devan. Dinda sangat kerasa hancur dan tak tahu harus berbuat apa.

"dinda.." panggil karina.

Dinda menoleh kearah karina "ini gimana bisa terjadi bu?" tanya dinda.

"ceritanya panjang nak" ucap karina.

"saya sudah tahu bahwa bu karina adalah ibu kandungnya mas devan dan tadi saya melihat ibu bersama mas devan sedang mengobrol tapi kenapa hal ini bisa terjadi?" ucap dinda.

"jadi tadi siang devan berusaha menyelamatkan ibu dari kekejaman suami ibu lalu..." karina menceritakan segalanya kepada dinda.

"ini semua salah ibu nak.." ucap karina.

Dinda memeluk karina "ngga ini semua bukan salah ibu, ibu tenang ya karena dinda percaya bahwa mas devan itu pasti bisa selamat" ucap dinda.

Dinda memeluk erat karina karena ia tahu bahwa devan pasti akan memaafkan ibunya dan menerima ibunya karena itu ia pun harus ikut menjaga bu karina untuk devan. Satu jam berlalu namun operasi belum juga selesai membuat dinda semakin khawatir dan mulai berpikiran buruk.

"operasinya kok belum selesai ya?" tanya karina.

"sabar ya bu, dokter pasti sedang mengusahakan" jawab dinda.

"kalo terjadi sesuatu terhadap devan, ibu ga akan bisa hidup lagi.. hiks" ucap karina.

"sttt ibu gaboleh ngomong gitu yaa, yakin mas devan pasti bakal sembuh" ucap dinda.

"seharusnya ibu tidak datang dan mencari devan mungkin hal ini tidak akan terjadi" ucap karina.

"ini semua sudah takdir dan mas devan tidak hanya sedih tapi juga senang dapat bertemu dengan ibu kandungnya" ucap dinda.

Dinda memeluk karina erat lagi dan membuat karina tenang, padahal hatinya juga sama gundahnya namun ia berusaha untuk tegar dan percaya bahwa devan tidak akan semudah itu untuk meninggalkannya.

******

Rini masih berada di galeri hingga saat ini mengurus segala pekerjaan yang tadi dinda tinggalkan.

sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang