tiga bulan sudah berlalu dan hubungan dinda juga devan semakin dekat dan romantis namun dinda juga sedang di sibukkan dengan kegiatan ujian yang ada di sekolahnya untuk menjelang hari kelulusanya.
"mas devan" ucap dinda.
"kenapaa?" jawab devan.
"aku kangen tau ih, mas ga kangen?" tanya dinda.
Mereka sudah satu minggu tidak bertemu membuat dinda merasa sangat merindukan devan kekasih hatinya.
"mas juga kangen kok" jawab devan sembari memeluk dinda.
"mas sibuk banget ngurusin cafe sampe lupa sama pacarnya" ucap dinda.
"maaf ya, gimana lagi kan ini semua juga buat masa depan kita" ucap devan.
"bisa aja bikin aku melting" ucap dinda.
Devan terkekeh "dinda jangan marah-marah ya karena hari ini mas mau ajak kamu ke cabang cafe yang baru" ajak devan.
Senyum dinda kembali merekah "aku udah ga marah kok jadi sekarang kita berangkat ya?" tanya dinda.
Devan mengangguk dan mengajak dinda menuju cabang cafenya yang berada di ujung kota dekat laut. Di perjalanan mereka membicarakan kegiatan apa saja yang telah mereka lakukan seminggu terakhir.
"mas tau ga bentar lagi aku kan mau UN" ucap dinda.
"mas tau kok" jawab devan.
"nah mas juga udah tau kan aku mau ngambil jurusan desain interior?" tanya dinda.
Devan mengangguk "iya mas tau" jawab devan.
"jadi besok bisa ya anterin aku ke calon kampus aku?" tanya dinda.
"bisa kok besok mas ga ada kegiatan apa-apa" jawab devan.
"oke kalo gitu besok aku tunggu ya awas aja kalo mas sampe ga bisa besok buat nganterin aku" ucap dinda.
"iya sayang" jawab devan.
kalimat sayang itu membuat jantung dinda berdegup kencang dan pipinya memerah karena kalimat itu sangat jarang diucapkan oleh devan.
"kamu demam?" tanya devan sembari meletakkan tangannya di jidat dinda.
"ngga kok mas" jawab dinda sembari menggengam tangan devan.
"terus kenapa muka kamu merah?" tanya devan.
"a-aku cuman gerah aja" jawab dinda.
"yaudah kalo gitu aku gedein ac nya ya" ucap devan.
"biar sama aku aja mas" ucap dinda.
Dan dinda pun membesarkan acnya ya walau kalian tau penyebab muka dinda memerah bukan karena kegerahan tapi karena terlalu salting terhadap satu kata yang devan ucapkan.
.
.
.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam mereka sampai juga di cafe baru milik devan yang terlihat sangat bagus dan juga memiliki berbagai spot berfoto yang bagus."wahh mas cafenya bagus banget" ucap dinda.
"ini kan kamu yang desain" ucap devan.
Dinda tersenyum "aku ga nyangka hasilnya bakal sebagus ini, mas suka sama desainnya?" ucap kagum dinda.
"suka banget" jawab devan.
"syukur deh kalo mas suka" ucap dinda.
"yaudah kita masuk yuk" ucap devan.
Mereka berdua pun masuk dan melihat-lihat persiapan pembukaan cabang cafe devan yang kedua ini hampir selesai.
"acara pembukaannya kapan mas?" tanya dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Короткий рассказ"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...