Hari ini dinda sudah berada di sekolahnya, dirinya sedang belajar memahami makna dari konsep setiap seni. Namun sejujurnya ia tak fokus karena kejadian semalam masih belum bisa ia lupakan.
"dinda kamu ga fokus ya?" tanya bu farah.
dinda tersadar dari lamunannya "maaf bu" jawabnya.
"gapapa kok kamu bisa istirahat dulu" ucap bu farah.
"makasih bu" kata dinda.
bu farah mengangguk dan pergi meninggalkan dinda sendirian di ruangan seni.
"din.." panggil vina.
"ada apa vin?" tanya dinda.
"lo udah denger belum berita kalo vano pindah ke luar negeri?" tanya vina.
"keluar negeri? belum" jawab dinda.
"sumpah gue ga nyangka banget kalo vano tiba tiba pergi ke luar negeri, dia ga pamit sama lo?" tanya vina.
"kenapa dia harus pamit sama gue? gue bukan siapa siapanya vin, hubungan gue cuman sebatas teman aja. dan ternyata yang lo omongin itu bener, namanya cowo bisa berubah kapan aja" jawab dinda.
Vina bingung apakah dinda bisa melupakan vano secepat itu? apakah ada sesuatu hal yang terjadi diantara mereka? entahlah vina tak ingin menduga-duga.
"lo ga ke kantin?" tanya dinda.
vina yang tersadar "eh iya hayu" jawabnya.
Mereka berdua pun pergi ke kantin, vina menatap wajah dinda yang sepertinya sedang ada kesedihan yang berusaha ia tutupi.
"din.." panggil vina.
"kenapa?" tanya dinda.
"lo kenapa? ada masalah ya? jangan di pendem sendiri din, lo bisa cerita sama gue" ucap vina.
Dinda terdiam lalu ia menatap vina, bagaimana bisa ia sembunyikan ini dari sahabatnya? dindapun memberitahu vina apa yang terjadi semalam.
"omg, tega banget ya dia. Tapi kalo dia main main kenapa dia sampe rela tertembak demi nyelamatin lo?" ucap vina.
"gue gatau tapi yang jelas sekarang vano udah punya cewe dan gue ga berhak buat ganggu hubungan mereka" jelas dinda.
"lo mau lupain dia?" tanya vina.
Dinda terdiam sejenak, memang tak mudah untuk melupakan seseorang yang pernah ada di hatinya namun kisahnya belum terlalu dalam jadi ia masih bisa berusaha untuk melupakannya.
dinda mengangguk "buat apa gue simpen perasaan ini? udah jelas kita berdua emang ga di takdirkan bersama" jawab dinda.
"apapun yang lo putuskan gue bakal tetap dukung kok, semangat ya!" ucap vina.
dinda tersenyum "iya, udah ah kita makan gue laper" ajak dinda.
mereka berduapun pergi ke kantin bersama, vina sedari tadi berusaha untuk menghibur dinda agar ia tak terlalu merasa sedih.
kita tidak akan pernah bisa melupakan seseorang namun kita bisa menghilangkan semua perasaan, walau tak mudah namun itu harus agar kita tak terus menerus tersiksa oleh perasaan itu.
*****
Sekarang sudah waktunya pulang sekolah dan dinda ingin mampir ke cafe mas devan untuk membicarakan pekerjaannya."din lo langsung pulang?" tanya vina.
"ngga gue ada urusan di luar" jawab dinda.
"oh gitu yaudah hati hati ya" ucap vina.
dinda mengangguk dan ia langsung saja pergi menuju cafe mas devan karena jaraknya tak jauh ia pun memilih untuk berjalan. Sesampainya dinda di cafe ia langsung saja masuk kedalamnya dan terlihat mas devan sedang membuat minuman untuk pelanggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Historia Corta"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...