ke khawatiran dinda

7 1 0
                                    

Pameran sudah selesai namun dinda tak melihat devan sedari siang tadi. Dinda mengirimkan sebuah pesan kepada devan namun tak kunjung di balas juga.

dinda :
mas dimana?
send at 17:00

Dinda dengan cemas menelpon devan namun ponselnya dimatikan membuat dinda semakin cemas.

"kamu kenapa din?" tanya bunda.

"mas devan pergi ga bilang dan sekarang dia ga bisa dihubungi" jawab dinda.

"jangan khawatir mungkin devan lagi ada urusan terus handphonenya abis batre" ucap bunda.

"tapi ga biasanya mas devan kaya gini bun" ucap dinda.

"kamu ga perlu khawatir yang berlebihan, sebentar lagi dia pasti akan ngabarin kamu kok" ucap bunda.

"iya deh bun.." ucap dinda.

"yaudah kita pulang yuk" ajak bunda.

Dinda mengangguk dan berangkat pulang bersama dengan bunda. Walau sebenarnya ia sangat mengkhawatirkan keadaan devan yang membuat pikirannya semakin kalut.

*****

Pagi hari ini dinda sudah bersiap untuk berangkat ke galeri namun hatinya masih saja khawatir karena devan belum ada kabar sama sekali.

"mas devan kemana sih" ucap dinda.

Dinda terus mencoba menelpon devan namun devan belum juga menjawab teleponnya.

drttt drttt (suara dering telepon)

"hallo ada apa rin?" tanya dinda.

"hallo bu, maaf mengganggu tapi lukisan karya terbaru dari bu sastri baru saja tiba, bagaimana bu?" tanya rin.

"kalo begitu kamu urus semuanya dulu saya baru mau berangkat tapi tenang saya akan segera sampai" ucap dinda.

"terus yang menandatangani dokumennya bu?" tanya rin.

"kamu saja yang tanda tangan ya rin nanti biar saya yang hubungi pihak pengirim" jawab dinda.

"oh baik bu, hati hati di jalan" ucap rin.

"iya rin" jawab dinda.

tuttt (suara telepon di tutup)

Setelah mendengar telepon dari rin dinda pun langsung buru-buru berangkat karena hari ini akan menjadi hari yang sibuk.

"kamu ga sarapan dulu din?" tanya bunda.

"ngga bun dinda buru-buru soalnya, paling nanti dinda makan di galeri" jawab dinda.

"yaudah kalo gitu hati-hati ya" ucap bunda.

"iya bun.." jawab dinda.

Dinda segera berangkat menunggunakan mobilnya dan diperjalanan dinda melajukan mobilnya dengan sangat cepat.

"mas devan kenapa belum ada kabar ya?" ucap dinda.

Lampu merah menyala membuat dinda menghentikan mobilnya.

Tok tok tok

Dinda menoleh kearah jendela mobil yang di ketuk dan terlihat ada seorang anak kecil laki-laki sedang memegang sebuah tissue dan dinda membuka jendela mobilnya.

"kak beli tissuenya kak" ucap anak laki-laki itu.

"berapaan dek?" tanya dinda.

"sepuluh ribu tiga kak" jawab anak laki-laki itu.

"saya mau dek" ucap dinda.

Anak laki laki itu memberikan 3 buah tissue kepada dinda dan dinda mengambil uang di dompetnya.

sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang