diluar cuaca sedang hujan rintik membuat suasana semakin sejuk dan dinda sudah berada di dapur untuk membuatkan devan sarapan. Di kulkas ada beberapa bahan makanan yang bisa dibuat dan dinda berencana untuk memasak ayam goreng, sambal, tempe goreng, sayur asam dan juga kerupuk.
"lada bubuk dimana ya?" guman dinda.
Dinda mencari lada bubuk di lemari dan ia menemukannya disebuah toples berwarna hitam. Dinda terus melanjutkan masaknya hingga selesai, ketika ia selesai dinda pun segera menata piring dan langsung bergegas ke kamar devan.
Tok tok tok
"mas devan ayo sarapan" panggil dinda.
Namun tidak ada yang menjawab.
"mas... ayo sarapan" panggil dinda lagi.
Tidak ada yang menjawab lagi membuat dinda khawatir takut devan pingsan karena semalam devan sedang demam, akhirnya dinda memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya.
"ahh!" teriak dinda.
Dinda terkejut melihat devan baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk dibagian bawahnya saja membuat devan bertelanjang dada. Dengan spontan dinda menutup matanya.
"maaf mas aku ga sengaja abisnya mas di panggil-panggil ngga ngejawab jadi aku pikir mas kenapa-kenapa" jelas dinda.
"gapapa kok, emangnya ada apa?" tanya devan terdengar santai.
"aku mau ngasih tau kalo sarapan udah siap'' ucap dinda.
Setelah mengatakan itu dinda langsung berlari menuju dapur dan ia merasa jantungnya berdetak dengan sangat cepat.
.
.
.
Dinda dan devan sedang makan namun sejak tadi dinda tidak membuka suara karena ia masih gugup."oh iya aku udah manggil montir kesini" ucap devan.
Dinda mengangguk "iya mas, kalo gitu aku berangkat naik taksi dulu aja ya" ucap dinda.
"gausah nanti biar aku anterin aja" ucap devan.
"yaudah kalo gitu, berarti anterin aku kerumah aja ya" ucap dinda.
"iya.." jawab devan.
Ting nong Ting nong (suara bel rumah)
"biar aku aja yang buka" ucap devan.
Dinda mengangguk dan devan pergi menuju pintu lalu membukanya. Devan sangat terkejut dengan kehadiran seseorang yang terlihat ada beberapa luka lebam di wajahnya.
"nak devan.." ucap karina.
Karina datang kerumah devan dan sekarang berada di depan devan, anak kandungnya sendiri.
"ada apa ibu kemari?" tanya devan dingin.
"saya mau memberitahu sesuatu kepada nak devan" jawab karina.
"kita ngobrol disana" ucap devan sembari menunjuk kesebuah bangku taman.
Merekapun duduk di bangku taman dan karina menarik nafasnya dalam-dalam.
"nak devan... ibu mau minta maaf karena datang sangat terlambat" ucap karina.
"maksud ibu?" tanya devan pura-pura tidak tahu.
"maafkan ibu nak..hiks" jawab karina sembari menangis.
Devan melihatnya dengan hati yang sangat sakit melihat perempuan yang sebenarnya adalah ibu kandungnya sedang dalam keadaan seperti ini.
"saya adalah ibu kandung kamu yang sudah meninggalkan kamu disebuah taman lalu menyuruh kamu pergi ke panti asuhan, saya tahu kamu tidak akan percaya bahkan kamu pasti akan marah sama saya, saya tahu yang saya lakukan itu benar-benar salah tapi saya punya alasan untuk melakukan semua itu" jelas karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Short Story"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...