Part 37: Ring

930 205 118
                                    

Media: 5 Seconds of Summer — Lie To Me (Acoustic)
P.s: ada bagian yang harus dibaca dengan teliti agar tidak membingungkan

×××

Shutting Down...

Alea menghembuskan nafas lega. Selesai sudah tugasnya. Ia lalu membereskan buku-buku serta barang-barangnya dan memasukkan ke tas.

Gadis itu berdiri lalu mengedarkan pandangannya, perpustakaan masih ramai ternyata, banyak yang masih berdiskusi atau fokus pada buku dan laptopnya. Padahal setengah jam lagi sudah memasuki tengah malam.

Ah, padahal Alea pun sama. Sering di perpustakaan sampai larut. Untung saja perpustakaan buka selama 24 jam, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Bersamaan dengan langkahnya yang terayun menuju sepedanya terparkir, Alea membuka ponselnya yang sedari tadi mati. Banyak pesan masuk disana.

Papa🌟 (3)
Papa abis adopsi kucing lagi namanya Avengers😆

Kakak🐒 (2)
Nggak mau pulang dulu sebelum wisuda?

Elena (4)
Aku hampir mati bosan menunggumu

Alea tersenyum melihat satu persatu pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Hingga akhirnya ia melihat salah satu pesan yang membuat senyumnya mendadak luntur.

Yunho (8)
❤️

Gadis itu menghela panjang. Bagaimana dia menghadapi ini? Karena selama ini, Yunho hanya memberinya pernyataan, bukan pertanyaan.

Empat bulan telah habis setelah kejadian malam itu. Frekuensi chatting semakin sering, Yunho pun terus mendekat meskipun terhalang jarak. Laki-laki itu bahkan sesekali pergi ke Frankfurt ketika memiliki waktu luang, karena bagaimanapun Frankfurt dan Paris hanya butuh 3 jam penerbangan.

Selama itu tidak ada yang berubah dari Alea, hatinya masih sama. Dan hal inilah yang membuat Alea tidak enak pada Yunho. Bagaimana caranya agar bisa menjelaskan tanpa menyakiti Yunho. Itu saja.

Alea kembali menghela. Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas dan mengeratkan coatnya agar dinginnya udara musim dingin Frankfurt tak menusuk tulangnya. Ia lalu menaiki sepedanya. Bertolak ke kedai Elena.

Jalanan sudah sangat sepi malam ini hanya ada beberapa kendaraan berlalu-lalang termasuk sepeda Alea. Ia akhirnya berhenti di depan kedai Elena yang sudah tutup.

Setelah memarkiran sepedanya, Alea mendorong pintu dan masuk menghampiri Elena yang duduk di salah satu meja pelanggan.

"Hai, Nerd!" Elena menyapa sarkas. Menyindir Alea yang selalu berada di perpustakaan.

"Maaf harus menunggu" Alea duduk di depan Elena. "Dimana pesananku?"

"Tunggu" Kata Elena lalu pergi mengambil satu kue tart gradasi warna biru dengan taburan mutiara-mutiara kecil disekitarnya.

"Ini dia" Kata Elena sambil meletakkan kue itu di depan Alea.

Alea tersenyum menatap kuenya. "Thanks"

"Omong-omong" Alea mengangkat kepalanya melihat Elena. "Kalau boleh aku tahu, ini untuk siapa? Ulang tahunmu kan sudah berlalu, ulang tahun Ayah dan Kakakmu juga sudah. Pun ini kedua kalinya kau memesan kue di tanggal yang sama tahun lalu"

Alea tersenyum pahit dan melihat kuenya. "Bukan, ini bukan ulang tahun mereka"

"Lalu—" Kalimat Elena terhenti, ia merapatkan bibirnya saat menyadari sesuatu, kue itu pasti untuk 'dia'.

Our Way: Jung WooyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang