Media: La La Lost You — NIKI (Acoustic Ver.)
×××
Jam 14.50 Mobil Mercedes-Benz A class milik Wooyoung terparkir rapih di Bandara Ahmad Yani, sedang sang pemilik sudah duduk manis di bangku kosong di dekat pintu kedatangan. Duduk santai sambil memainkan ponsel tanpa menyadari banyak orang yang melirik atau terang-terangan melihatnya.
Laki-laki itu terlihat santai dengan celana jeans, kaos hitam, kemeja kotak-kotak sebagai luaran, dan sepatu converse hitam. Tampilan yang sederhana. Tapi mampu membuat kaum hawa yang melewatinya tak tahan untuk menoleh dan mengagumi salah satu pahatan tuhan yang sempurna di hadapan mereka.
Beberapa saat berlalu, Wooyoung baru menyadari sekitarnya. Pemuda itu makin bertingkah dengan menyisir rambutnya ke belakang dan membiarkan dahinya terekspos bebas. Beberapa wanita di dekatnya langsung memekik tertahan, Wooyoung jelas mendengar itu. Pemuda itu mengulum bibirnya ke dalam, menahan senyumnya. Senang saja menggoda orang-orang.
Hingga akhirnya senyumnya merekah tinggi kala melihat sosok yang ia tunggu mulai terlihat. Ia beranjak dari duduknya dan melambai riang pada Mama yang mengenakan kaca mata hitam dan membawa koper kecilnya. Mama balas tersenyum tak kalah lebar, senang sekali akhirnya bisa bertemu anak semata wayangnya.
"Kangen banget" Kata Wooyoung sambil memeluk Mamanya.
"Mama juga" Balas Mama lalu melepas pelukannya. "Kamu kok sendirian?"
Mata Wooyoung sedikit melebar. "Hm?"
"Anak Mama yang satu mana? Tumben kamu sendiri"
"Ah...itu..." Wooyoung memandang ke segala arah asal tidak melihat Mamanya.
Mama mengernyit bingung. "Mas?"
Wooyoung menghembuskan nafas pelan, dengan berat hati menjawab. "Udah putus"
Mama terlihat sangat kaget. Sekaget itu karena selama ini yang Mama tau hubungan keduanya baik-baik saja. "Kapan? Kok bisa?" Tanya Mama masih tak percaya.
"Sekitar 3 minggu lalu. Makanya pas Mama bilang mau ngisi seminar di Semarang aku sekalian mau cerita. Panjang ceritanya"
Omong-omong soal seminar, beberapa hari yang lalu Mama memang memberitahu Wooyoung akan kedatangannya ke Semarang. Mama diundang untuk menjadi Keynote Speaker di seminar politik karena keberhasilannya menjadi konsultan politik calon Presiden yang tahun lalu mencalonkan diri. Dan calon presiden itu berhasil menang dan menduduki posisi orang nomor satu di negara ini.
Maka dari itu, Wooyoung ingin menceritakan semuanya saat Mamanya sudah disini. Bukan lewat telepon seperti biasa.
"Sayang banget, padahal Mama udah bawain brownies buat Alea loh" Kata Mama.
Wooyoung tersenyum senang. "Nanti Mama telepon Alea aja ya, Ma. Suruh ke apartment aku gitu. Bilang Mama dateng terus bawa brownies, pasti dia mau dateng. Ya Ma ya? ya ya? Please..."
Mama menatap curiga melihat gelagat putranya. "Kamu diputusin ya, Mas?"
"Iy-enggak" Wooyoung buru-buru menggeleng, "Ini tuh keputusan bersama Ma namanya"
"Halah alesan aja kamu" Kata Mama.
"Wooyoung?"
Wooyoung dan Mama menoleh melihat seorang perempuan di dekat mereka menyapa Wooyoung.
Laki-laki itu berdecak malas. Ekspresinya langsung masam. Moodnya terjun bebas kala melihat Aurel menyapanya.
"Disini juga?" Tanya Aurel dengan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way: Jung Wooyoung
Fanfiction"People who destined to meet, will meet someday" A Sequel from My Way - Baca My Way terlebih dahulu