Media: Bolbbalgan4 — Some
×××
Di suatu minggu pagi yang indah...
Tok Tok Tok
Wooyoung tiga kali mengetuk pintu.
"Sayang, bangun!"
Laki-laki itu menempelkan telinga pada pintu, memastikan pendengarannya bahwa memang tak ada suara di dalam kamar. Lagi, Wooyoung mengetuk.
Tok tok tok
"Aku masuk ya!"
Setelah berkata demikian, Wooyoung membuka knop pintu dan langsung menghela panjang melihat Alea masih tertidur pulas dengan balutan selimut tebal.
Langkah demi langkah terayun hingga Wooyoung sampai di samping tempat tidur Alea dan duduk disana. Hal pertama yang Wooyoung lakukan tentu, menarik selimut. Kedua, ia mulai menggoncang pelan tubuh Alea.
"Sayang, bangun"
Alea bereaksi. Gadis itu mulai mengerjap-ngerjap menyesuaikan mata dengan cahaya sampai melihat wajah Wooyoung yang ada di depan wajahnya.
"Ha-mu pa-ghi pa-ghi hu-dah disini?" Alea menguap lalu kembali memeluk gulingnya dan memejamkan mata.
"Ck bangun ah, agenda kita padet hari ini"
Alea ganti berdecak dengan matanya yang memejam. "Ck masih nanti jam sepuluh, ini paling masih jam enam. Lagian kamu ngapain kesini pagi-pagi?"
"Papa ngajak aku main futsal sama bapak-bapak komplek. Ayo temenin"
"Kesana duluan, nanti aku nyusul. Aku masih ngantuk banget"
Tanpa hati, Wooyoung menyelipkan tangannya dibelakang punggung Alea dan mengangkatnya hingga terduduk.
"Ck sepuluh menit lagi aku bangun, janji" Alea menawar, masih dengan matanya yang tertutup dan bibir yang maju mengerucut kecil membuat Wooyoung tersenyum samar. Apa bedanya Alea dengan bayi kalau sudah seperti ini.
"Al, kamu dilarang"
Alea sedikit membuka matanya. "Hm? Dilarang?"
"Dilarang gemes"
Alea mengangguk dan menyahut santai."Iya aku tau" Gadis itu lalu kembali ambruk di kasur dan memeluk gulingnya.
Wooyoung menggelengkan kepalanya heran dan tersenyum tipis. "Sayang, maaf ya"
"Hm, aku maaf———AAAA" Mata Alea yang sedari tadi tertutup itu seketika terbuka saat Wooyoung sudah menggendongnya dan mendundukkannya di atas closet duduk. Wooyoung lalu memberikan ciuman singkat di pipi gadisnya.
"Cuci muka, sikat gigi. Aku tunggu dibawah sama Papa"
Wooyoung buru-buru berlari keluar sebelum macam tidur dalam diri Alea terbangun dan menerkamnya —atau dalam kata lain menjambak bringas rambutnya. Wooyoung langsung melesat turun ke bawah menyusul Papa Alea yang sudah duduk di sofa ruang tamu dan membaca korannya.
"Mana Arsha?"
"Masih cuci muka, Pa"
Papa menghela panjang sambil melipat korannya. "Kapan anak Papa bisa bangun pagi di hari libur, heran"
Wooyoung terkekeh pelan menanggapi. Dua pria lintas usia itu lalu mengobrol santai sambil menunggu Alea turun tak lama kemudian dengan kaos dan celana trainingnya.
"Kenapa nggak berangkat dulu aja? Aku kan bisa nyusul, tempat futsalnya nggak pindah juga" Alea bersungut sebal mengingat jam tidurnya yang diganggu
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way: Jung Wooyoung
Fanfiction"People who destined to meet, will meet someday" A Sequel from My Way - Baca My Way terlebih dahulu