Media: Fiersa Besari — April
×××
"Terus, terus?"
Bola mata Alea bergerak memindai satu per satu ketiga wajah yang menatapnya serius, bahkan sampai mencondongkan badan demi mendengar cerita Alea lebih jelas.
Yoonbin di sisi kirinya terang-terangan mendekat. Abel yang merebahkan tangan kanannya di meja dengan tangan kirinya menyangga dagunya, terlihat serius dengan matanya menyipit. Rafi, meskipun duduk tenang, tapi ia tetap menyilangkan tangan di dadanya menandakan ia siap mendengarkan kelanjutan cerita.
Alea menghela nafas panjang. Antara malas menceritakan ceritanya atau karena malas melihat wajah Abel, Rafi dan Yoonbin menatapnya berlebihan dan kelewat penasaran.
Gadis itu kembali melihat tiga orang di hadapannya lalu menjawab. "Ya... dia pergi. What do you expect? Cheer me up?"
Ketiga orang di depan Alea langsung mengendurkan ekspresinya dan mundur duduk bersandar di kursinya masing-masing.
"Gue kira dia bakal ngomong apa gitu sebelum pergi" Komentar Rafi lalu menyedot cola floatnya.
"Itu kalo elo" Kata Yoonbin menyahut dan menyuap ice creamnya.
Empat orang itu malam ini sedang menghabiskan waktu setelah Rapat Besar Himpunan di sebuah restaurant burger. Keempatnya sama-sama memanfaatkan promo yang ditawarkan bulan ini untuk memesan banyak makanan. Burger, french fries, ayam goreng, waffle, ice cream dan minuman bersoda menyebar di meja.
"Ben lo bisa nggak sih manggil kating lo pake sebutan Kakak?" Rafi bersungut kesal karena Yoonbin tak pernah memanggilnya dengan panggilan 'Kakak'.
Yoonbin mengangguk semangat. "Bisa. Gue manggil Kak Ale, Kak Abel, Kak Manda, pake Kakak"
"Kok gue nggak?!" Rafi langsung berseru tak terima.
"Suka-suka gue lah" Sahut Yoonbin cuek.
"Brisik!" Abel cepat menyahut galak ketika melihat Rafi akan membuka mulut menimpali Yoonbin. Ia lalu menatap Alea kembali. "Terus hubungan lo gimana?"
Alea terkekeh pelan. "Gimana apanya, Bel? Ya putus, emang lo berharap hubungan gue gimana?"
"Enggak, maksud Abel tuh sebelumnya dia keliatan masih ngejar lo, sekarang masih gitu apa enggak?" Jelas Rafi.
Yoonbin mengernyit, sedikit merasa ada yang ganjil. "Kok lo bisa tau kalo yang dimaksud Kak Abel yang itu, Fi?"
"Suka-suka gue lah!" Rafi berseru sengak dan mengembalikan kalimat Yoonbin. Membuat Yoonbin ganti berdecih sinis.
"Lo berdua bisa diem dulu nggak sih!" Lagi-lagi Abel menengahi sebelum terjadi perang saudara. "Iya bener gue mau nanyain itu, Wooyoung masih kaya gitu nggak?"
Alea menggeleng lemah. "Enggak. Enggak yang gue maksud disini tuh karena gue nggak pernah ketemu dia setelah hari itu, seminggu lebih. Jadi gue nggak tau dia masih kaya gitu atau nggak"
"Dan lo baru cerita?" Rafi menyahut kelewat cepat dengan matanya yang menyipit.
"Kenapa lo nuntut Kak Ale cerita?" Kini ganti Yoonbin yang menuduh.
"Gue baru pengen cerita" Kata Alea.
"Atau karena hal ini ganggu pikiran lo?" Abel menembak tepat.
Alea menghela nafas panjang dan berujar lemah. "You caught me" Ia menatap lurus Abel di hadapannya. "Gue ngerasa bersalah aja nggak tau kenapa. Kaya... nggak seharusnya gue semarah itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way: Jung Wooyoung
Fanfiction"People who destined to meet, will meet someday" A Sequel from My Way - Baca My Way terlebih dahulu