Part 50: Beneran Surprise

1.7K 212 78
                                    

Media: AKMU — Give Love

×××

Bagi Alea, bangun tidur dengan pemandangan Wooyoung tertidur disampingnya sudah termasuk hal yang biasa. Tapi ada yang berbeda kali ini. Tidak lain tidak bukan adalah, status mereka.

Mengingat itu, membuat senyum di bibir Alea terangkat tinggi. Laki-laki di depannya ini adalah suaminya. Orang yang Alea hormati atas posisinya sebagai kepala keluarganya. Keluarga kecilnya.

Ah, kenapa waktu cepat sekali berlalu. Rasanya baru beberapa hari yang lalu Alea menemukan sosok laki-laki yang memekik kesakitan karena telinganya ditarik Pak Setyo. Kenapa tiba-tiba waktu sudah mengantarkannya menjadi istri dari laki-laki itu.

Alea beranjak dari kasur. Akan terlalu banyak memori yang terus terulang jika terus dipikirkan. Jadi ia lebih memilih berdiri lalu membenarkan selimut yang menutupi tubuh Wooyoung dan turun ke lantai satu rumahnya.

Semalam setelah resepsi selesai dihelat, Alea dan Wooyoung memang memutuskan untuk ke rumah Alea sebelum nanti jam 11 berangkat ke Hawaii untuk honeymoon. Alasan simple, rumah Alea dekat dengan gedung resepsi.

Lantai satu rumah Alea terlihat ramai meskipun jam masih menunjuk angka 6 pagi. Beberapa saudara yang menginap di rumah terlihat berlalu lalang, dapur pun terlihat sibuk. Alea tidak kesana, ia memilih menghampiri perempuan yang sedang menggendong bayi umur satu tahun.

"Hai, Kak" Alea menyapa saudaranya. Ia lalu melihat bayi perempuan kecil yang matanya mengerjap dengan bekas air mata di wajahnya. "Embun kok udah bangun?"

"Iya nih, Sha. Rewel dari tadi malem, ini dia juga belum tidur sebenernya"

"Kakak pasti nggak tidur ya dari tadi malem"

Perempuan itu mengangguk. "Gantian sama Papanya. Sha, Kakak boleh minta tolong nggak?"

"Apa?"

"Tolong gendongin Embun bentar ya, Kakak pengen BAB daritadi"

Alea terkekeh pelan. "Ya ampun kenapa nggak bilang, Kak? Nggak apa-apa, sini Embun sama Tante ya"

Alea lalu meraih bayi itu dalam gendongannya, mempersilahkan saudaranya untuk ke kamar mandi. Ia lalu meraih botol susu dan mengajak Embun berdiri lalu kembali ke kamarnya. Satu persatu anak tangga ia naiki sampai bisa membuka pintu yang memperlihatkan Wooyoung masih bergulung dibalik selimut.

Selimut yang sedari tadi menutupi Wooyoung perlahan menurun, saat Alea menariknya. Ia duduk sisi kasur bersama Embun.

"Sayang, bangun" Alea memgguncang pelan tubuh Wooyoung, tapi laki-laki itu hanya memberi gumaman sebagai respon.

Lagi, Alea mengguncang. "Mas, bangun"

Wooyoung perlahan mengerjap hingga sedikit matanya terbuka, tapi bukan hanya sedikit melainkan matanya sempurna terbuka melihat Alea tidak sendiri.

"Aku nggak mimpi kan?" Wooyoung mengucek matanya sebentar. "Kita belom bikin loh, kok kamu udah gendong bayi? Perasaan kita baru nik—"

Kalimat itu terputus seiring dengan Alea yang membaringkan Embun tengkurap diatas perut Wooyoung.

"Aku mau ke kamar mandi bentar. Kamu jagain Embun dulu"

Wooyoung seketika menegang kaku merasakan Embun bergerak-gerak. "Sayang jangan main-main! Ini dia gerak-gerak!"

"Ya emang gerak, kan Embun hidup"

Wooyoung menghela pelan melihat Alea sudah berlalu ke kamar mandinya. Ia lalu kembali menatap Embun yang balas menatapnya polos dengan mata bulatnya.

Our Way: Jung WooyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang