Media: Leroy Sanchez — Let You Go
×××
Jihoon menghela nafas panjang saat lagi-lagi menemukan pemandangan Alea meringkuk dibalik selimut tebalnya. Gadis itu benar-benar betah tidak beranjak dari kasurnya. Makan apalagi. Nafsu makannya hilang. Yang dilakukan Alea seminggu terakhir hanyalah menangis dan melamun.
Papa, Hyunjae, Jihoon bahkan Mark sekalipun kehabisan akal untuk membujuk Alea untuk berhenti menangis dan menjalani hidupnya dengan baik meskipun tanpa Wooyoung. Tentu berita putusnya hubungan Alea dan Wooyoung tersebar cepat. Melihat Alea menangis hebat tentu membuat banyak orang khawatir dan berakhir penasaran apa yang terjadi. Tapi Alea hanya memberitahu garis besarnya. Bukan alasannya.
Bosan?
Alasan itu terlalu naif bagi Alea. Dan menurutnya jika dia memberi tahu alasan yang sebenarnya, Hyunjae atau Jihoon bisa saja menghajar Wooyoung saat itu juga.
Jihoon, dengan nampan berisi makanan, melangkah pasti memasuki kamar Alea. Gadis itu tak terganggu. Berbalik pun tidak.
"Sha..." Panggilnya. Tapi Alea tidak bergeming. Gadis itu tetap diam. Bahkan saat merasakan Jihoon duduk di sisi kasurnya.
"Makan dulu, kata Kak Hyunjae lo dari pagi belom makan" Lanjut Jihoon. "Nanti lo sakit tau, Sha. Udah semingguan pola makan lo berantakan"
Laki-laki itu menghela nafas berat melihat Alea yang belum bergerak barang satu senti. "Atau lo mau makan apa deh, gue beliin. Donat? Red Velvet? Brownies? Tomyum? Nasi Goreng? Pizza? Spaghetti? Cream soup?"
"Ck" Alea mulai bereaksi. "Itu mah elo yang mau!" Sungutnya dengan suaranya yang sengau.
Jihoon tersenyum tinggi. Setidaknya Alea membalas perkataannya. Jihoon baru saja akan membalas, tapi satu suara heboh lebih dulu menyahut.
"A YO LISTEN UP! MARK LEE IS HERE! MAKE SOME NOISE!!! WOOOOOO"
"YO PARK JIHOON IN THE HOUSE!!"
Alea menyahut cepat. "BRISIK!" yang membuat Jihoon dan Mark tertawa nyaring.
"Nih gue beliin Bubble Tea" Kata Mark sambil memberikan plastiknya pada Jihoon.
"Gue yang apa?" Tanya Jihoon sambil melihat isi plastik yang terdapat tiga gelas Bubble Tea.
Mark ikut duduk di pinggir kasur. "Matcha. Arsha yang Strawberry. Gue yang Cokelat"
"Sha" Panggil Mark. "Makan dulu"
"Gue lagi nggak pengen makan"
Jihoon menyedot Bubble Tea-nya dan berujar santai. "Lo harus bahagia Sha, jangan gini, tunjukin kalo lo bisa hidup tanpa dia"
Dibalik selimutnya, Alea kembali menteskan air matanya. Normalnya, semua orang akan seperti itu. Balas dendam dengan menunjukkan bahwa dia baik-baik saja. Tapi bagi Alea tidak semudah itu. Lima tahun bukan waktu yang sebentar dan selama itu, tanpa sadar Alea terbiasa dengan Wooyoung. Dan belajar tanpa laki-laki itu tentu butuh waktu. Kenapa orang-orang ini tidak mengerti?!
"Jalan-jalan aja ayo, biar kena angin" Ajak Mark.
Mata Jihoon melebar. "Bandung yuk! Gue pengen kesana. Yuk, Sha!"
Alea berdecak malas. "Ck. Males"
Bahu Jihoon merosot. "Ah elah" Keluhnya. "Lo mah gitu, nggak seru ah"
Mark dan Jihoon terlonjak kaget melihat Alea tiba-tiba menyibak selimutnya dan memperlihatkan matanya yang sembab dan rambutnya yang acak-acakan.
"IYA! GUE EMANG NGGAK SERU! GUE ORANGNYA NGGAK ASIK! BOSENIN! PUAS LO?!" Alea berseru dengan air matanya yang terus mengalir, bahkan dadanya naik turun dengan nafas menderu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way: Jung Wooyoung
Fanfiction"People who destined to meet, will meet someday" A Sequel from My Way - Baca My Way terlebih dahulu