Part 49: The (real) Day

1.5K 213 84
                                    

Media: Bruno Mars — Marry You
Disclaimer: All pict credit to instagram account @chicplanner

×××

Empat laki-laki tampan dengan tuxedo hitam melangkah beriringan. Empat laki-laki yang biasa menggunakan kaos dan baju santai itu terlihat menawan dengan setelan jas, celana bahan, sabuk hitam dan sepatu yang mengkilat.

Keempatnya merasa de javu. Di jam yang sama, bertahun-tahun yang lalu, mereka juga pernah berjalan dengan posisi yang sama. Dengan tujuan yang sama.

Bedanya, dulu raut wajah itu terlihat kaku, tidak ada senyum atau suara ribut percakapan-pecakapan ringan yang biasa hadir diantara mereka. Dan kali ini, wajah-wajah tampan itu memancarkan kebahagiaan dan senyuman lebar. Sesekali mereka bahkan melempar tawa dan candaan sebagaimana biasanya.

Langkah ribut itu terus berjalan tanpa menyadari akhirnya mereka berhenti di depan sebuah pintu tinggi menjulang. Salah satu dari keempatnya berdeham dan mengetuk pintu sebelum membukanya.

"JUNG WOOYOUNGIE!!!" Yohan berseru riang dan masuk bersama Mark, Hyunsuk dan Changbin yang juga berseru tak kalah heboh.

Keempatnya secara bergantian menyalami Wooyoung rusuh sambil tertawa riang hingga beberapa penata wardrobe yang ada di dalam ruangan menyingkir pelan-pelan tidak ingin mengganggu.

"Ganteng bener dah temen gua" Changbin berseru sambil sibuk mengusap bahu Wooyoung berlaga menghilangkan debu yang ada disana

Wooyoung mengangkat dagunya. "JELAS"

"Gimana? Deg-degan nggak?" Tanya Mark.

"JANGAN DITANYA" Wooyoung menunjukkan tangannya yang sedikit berkeringat dan bergetar. Membuat empat laki-laki di depannya tertawa renyah.

"Gue dulu juga pengen pingsan anjir" Yohan menyahut.

Wooyoung sedikit mengangkat alisnya. "Lah iya, kok elo ninggalin Doyeon sendirian? Dia kan lagi hamil, bego!"

"Yaelah, tenang aja. Lagian ada Taca, Yeri, Koeun, Mina. Dijamin aman" Yohan meyakinkan, membuat Wooyoung mengangguk mengerti. Ia lalu menoleh melihat Mark.

"Lo tadi ke Arsha dulu, Mark? Cantik nggak?"

"Cewek mana yang nggak cantik di hari pernikahannya gue tanya?" Kata Changbin menyahut.

"Nah, betul!" Ucap Yohan.

"Cantik kok, cantik" Mark memasukkan tangannya ke dalam saku celana. "Titip Arsha ya, Yong. Lo mungkin muak denger ini akhir-akhir ini, tapi tolong jagain dia, bahagiain dia, gue percaya sama lo"

Senyum Wooyoung melebar. "Pasti kok, Mark. Makasih ya udah percaya sama gue"

Melihat Mark mengangguk, Wooyoung ganti melihat satu persatu temannya. "Lo juga Yo, Bin, Suk, makasih banyak ya. Gue nggak tau gimana cara ngomongnya yang bener tapi intinya makasih banyak"

Changbin menepuk lengan Wooyoung pelan. "Santai kali"

"Kalo ada apa-apa bilang aja" Kata Yohan.

Wooyoung mengangguk, ia lalu tak sengaja menoleh dan melihat Hyunsuk yang bahunya naik turun, menangis tanpa suara.

"LO KENAPA NANGIS ANJIR?" Mark memekik, membuat Wooyoung, Yohan dan Changbin reflek menoleh lalu tertawa keras.

Wooyoung menepuk pelan lengan Hyunsuk. "Senyum, dong! Gue nikah beneran ini. Nggak seneng ya lo?"

Hyunsuk mengusap sisa-sisa air matanya lalu mendongak. "Seneng lah! Ini namanya air mata bahagia, bego! Terharu. Akhirnya setelah semua masalah selesai, lo berdua bisa sama-sama lagi. Kan kan kan, gue jadi pengen cry lagi"

Our Way: Jung WooyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang