Part 15: Supermarket

993 234 73
                                    

Media: 10cm — Stalker

×××

Seorang barista dengan celemek cokelat khas baristanya berjalan santai dengan membawa nampan berisi sepotong cheesecake dan segelas matcha latte. Barista itu berhenti disamping perempuan yang sedari tadi duduk menunggu di salah satu sudut cafe.

"Atas nama Alea?" Tanya si Barista.

Alea tersenyum dan mengangguk yang dibalas senyum si barista pula dan menaruh pesanan di meja.

"Makasih, Mas" Kata Alea. Barista tersebut mengangguk dan berpamitan kembali ke bar tempatnya berkerja.

Gadis itu memekik girang sebelum menyuap cheesecakenya. Seperti biasa, raut wajahnya terlihat bahagia saat menyantap makanan penutup yang selalu memiliki rasa manis.

Cheesecake, brownies, pancake, cookies, Es Krim, Alea menyukai semuanya.

Minggu sore ini Alea memilih menghabiskan waktunya untuk bertandang ke cafe kesukaannya. Cafe ini memiliki dua lantai yang tidak terlalu luas, tapi tidak terlalu sempit. Bahkan lokasinya tidak strategis sama sekali, tapi makanan dan minuman yang dijual memiliki rasa enak tapi tidak pricey. Cocok untuk kantong mahasiswa sepertinya.

Gadis itu duduk di pojok lantai dua dengan pemandangan langit barat mulai berubah jingga. Tempat favoritenya di cafe ini. Entah saat kemari mengerjakan tugas, sedang menikmati me time atau saat santai bersama Wooyoung. Dulu.

Helaan nafasnya terdengar pelan. Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Banyak tempat dan yang menciptakan banyak kenangan. Salah satunya tempat ini.

"Boo!" Seseorang yang baru datang, berseru mengagetkan Alea.

Gadis itu menoleh dan menjulurkan lidahnya. "Nggak kaget huuu" Kata Alea lalu tertawa pelan melihat raut wajah di depannya kalah.

"Coba lagi, Ben" Kata Alea bercanda.

"Don't test me, Kak" Balas Yoonbin sambil duduk di depan Alea.

"Kenapa gitu? Eh by the way aksen English lo kok kaya native speaker, Ben?"

"Gue pernah tinggal di Aussie dua tahun, jadi itu sangat membantu"

Alea membulatkan matanya. "Oh ya? Kapan?"

"Iya. Waktu SMA kelas 10 sampe kelas 11. Kelas 12 gue disini, ijazah juga SMA sini. Makanya nggak banyak yang tau"

"Lo ada saudara disana apa gimana, Ben?" Tanya Alea lalu menyeruput gelas matchanya.

Yoonbin menggeleng. "Ayah waktu itu ada kerjaan disana. Terus ditawarin mau sekalian pindah sekolah nggak? Gue iyain aja"

"Pasti berat ya nyesuain pelajaran? Apalagi pindah pas kelas 3"

Lagi-lagi Yoonbin menggeleng. "Yang berat justru nyesuain diri pas di Aussie-nya, Kak. Sistem pembelajarannya, culture-nya, cara ngajarnya, totally beda. Kalo pas pindah kesini malah enak, soalnya banyak materi yang udah gue pelajarin disana. Jadi pas kelas 12 nggak ngejar materi banyak"

"Aah paham-paham" Kata Alea.

Barista kembali datang, kali ini memberikan gelas Affogato pesanan Yoonbin.

"Jadi, ada apa, Kak? Kenapa ngajak ketemu?" Tanya Yoonbin lalu menyuap sendok Affogatonya.

Alea menelan ludahnya. Ia mengerjap-ngerjap. Mendadak gusar, padahal ia yang meminta Yoonbin untuk datang.

Gadis itu berdeham pelan dan segera menguasai diri. "Soal kemaren yang—"

"Yang gue bilang suka sama lo ya?" Yoonbin menyahut cepat.

Our Way: Jung WooyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang