Media: iKON — WYD
×××
Pagi hari saat matahari perlahan menyingsing naik menuju tahtanya, saat itu pula mata cantik Alea mengerjap-ngerjap karena sinar matahari yang masuk di sela-sela jendela kamarnya bertabrakan dengan indera penglihatannya. Perlahan kedua mata itu sempurna terbuka dan langsung melihat pemandangan paling indah di dunia.
Sean dan Wooyoung tertidur pulas disampingnya.
Tanpa alasan yang pasti, senyum Alea mengembang tinggi. Setiap harinya. Saat melihat pemandangan yang sama. Ia lalu memajukan wajah dan dengan hati-hati mencium pipi gembil Sean dan agak mencondongkan tubuhnya untuk mencium pipi Wooyoung.
Alea menyingkap selimutnya dan turun dari kasur, berganti menyelimuti Sean dan Wooyoung agar tidurnya makin nyaman. Sedangkan dirinya ke kamar mandi, mencuci muka dan sikat gigi sebelum akhirnya ke dapur.
"Pagi, Mba" Asisten Rumah Tangga yang sedang memotong bahan makanan, menyapa Alea yang baru sampai di dapur.
"Pagi" Balas Alea. Ia lalu ikut ambil bagian dalam dapur.
Jika Asisten Rumah Tangga bertugas menyiapkan makanan untuk Alea dan Wooyoung, maka tugas Alea adalah menyiapkan makanan untuk Sean.
Terkait hal ini, Alea sangat strict memang. Semua makananan yang masuk ke dalam perut Sean sudah diatur Alea. Sejak Sean mulai diperbolehkan makan makanan kasar, Alea hanya memberikan makanan organik. Tanpa MSG. Gizi dalam makanan Sean bahkan sudah Alea atur dengan baik demi pertumbuhan anaknya agar berkembang dengan baik.
Sejak sean lahir, Alea benar-benar mencurahkan perhatiannya pada anak laki-lakinya itu. Atas kesepakatannya dengan Wooyoung, Papa dan Hyunjae, Alea bahkan berkerja remote dari rumah atau work from home, bukan ke kantor. Tujuannya jelas ingin mencurahkan seluruh perhatiannya pada Sean. Alea tak ingin melewatkan satu tahapan pun dalam pertumbuhan Sean sejak lahir hingga bisa berlari seperti sekarang.
"Nda..." Alea yang baru mengaduk sup, menoleh melihat Sean memanggilnya.
Senyum Alea tidak bisa tidak terbit kala melihat Sean dan Wooyoung berjalan berdampingan dengan sama-sama mengucek mata yang masih ingin menutup. Apalagi saat melihat dua laki-lakinya itu memakai baju kembar garis-garis dan celana piyama bergambar bulan dan bintang. Ah hampir lupa, Alea juga mengenakan baju yang sama atas ide dari Wooyoung.
"Sini, Sayang" Alea lalu melepaskan pengaduk sup dan meminta ART untuk melanjutkan, kemudian menyusul Sean yang masih mengucek matanya. "Masih ngantuk ya?"
Sean mengangguk-angguk. "Udah cuci muka belum?" Tanya Alea.
Sean kembali mengangguk. "Sikat gigi udah? Mana Bunda mau liat giginya"
Bocah kecil itu menunjukkan deretan gigi putihnya yang belum sempurna tumbuh. Membuat Alea tersenyum gemas lalu menggendong Sean agar duduk di kursinya. "Pinternya! Duduk sebentar ya, makanannya bentar lagi siap"
Alea lalu menoleh melihat Wooyoung. "Yah mau Kopi apa Teh?"
"Teh aja deh, chamomile" Kata Wooyoung lalu beranjak dari duduknya, ia berjalan ke belakang Sean dan iseng saja mengikat rambut lebat Sean hingga membentuk air mancur kecil kemudian tertawa renyah melihat hasilnya. Sedangkan Sean sibuk meraih rambutnya yang terasa tertarik karena dikuncir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way: Jung Wooyoung
Fanfiction"People who destined to meet, will meet someday" A Sequel from My Way - Baca My Way terlebih dahulu