Satu bulan setelah pulang dari Gramedia, semua orang sibuk.
Satu bulan berlalu berarti makin mendekati UAS yang mana semua mahasiswa sibuk mempersiapkan materi dan mengumpulkan tugas. Tidak terkecuali Alea dan Wooyoung.
Dalam jangka satu bulan itu keduanya sama-sama sibuk, jarang bertemu karena jadwal yang bertabrakan dan yang pasti selisih paham.
Salah paham karena saling sibuk urusan masing-masing karena Himpunan jurusan Alea sangat sibuk menjelang akhir kepengurusan dan Wooyoung makin sibuk latihan untuk lomba POM Rayon Basket, belum lagi pusing dan lelah urusan tugas dan kuliah.
Berantem? Pasti.
Berantem-baikan adalah siklus.
Jadi ketika dua-duanya sama-sama memiliki waktu luang dan dalam keadaan baik-baik saja maka langsung digunakan untuk quality time berdua.
"CAPEEEEKK" Keluh Wooyoung sambil merebahkan diri ke sofa Apartment Alea.
"Ngapain aja hari ini?" Tanya Alea sambil membuatkan secangkir teh di dapurnya.
"Tadi kelas sampe sore langsung lanjut latihan. Selesai latihan aku mandi terus langsung kesini"
Dua cangkir teh yang sudah siap itu diletakkan Alea di meja sofa Apartmentnya. Ia lalu duduk disamping Wooyoung. "Kenapa nggak tidur aja? Istirahat" Tanyanya.
Wooyoung menggeleng kemudian merubah posisinya hingga berbaring dengan paha gadisnya ia gunakan sebagai bantal. "Kangen. Berapa hari coba nggak ketemu?" Wooyoung mulai menghitung dengan jari tangannya. "Lima hari tau!" Serunya kesal dengan bibir mencuat kecil.
Alea tertawa dan mengusak rambut Wooyoung yang mulai panjang. "Besok masih latihan ya?" Tanyanya. Wooyoung mengangguk lesu. "Mau ditemenin? Besok aku free seharian"
Wooyoung langsung mengangguk semangat dan tersenyum cerah dengan mata berbinar senang. Senyum yang menular pada Alea pula.
Latihan yang melelahkan itu Wooyoung yakin akan berubah menyenangkan selama ada Alea di dekatnya.
"Potong rambut gih, udah panjang gini rambutnya" Kata Alea sambil mengusap lembut rambut Wooyoung.
"Nanti deh abis lomba, ganteng gini"
Laki-laki itu tertawa renyah saat melihat Alea mencibirnya.
Sebal ingin memaki Wooyoung yang kepedean tapi ya yang diomongkan adalah fakta.
Wooyoung itu tampan, dan masalahnya adalah dia tau kalau dia tampan.
Jadilah Alea sering makan hati karena Wooyoung secara tidak sadar sering tebar pesona sana sini karena dia tau, banyak orang yang menatapnya memuja atau kagum dengan pahatan wajahnya.
"Eh itu siapa namanya? Yang main sinetron dulu waktu kita kecil" Tanya Wooyoung sambil melihat ke arah TV yang menyala menampilkan wajah seorang artis.
"Oh, Farel. Si fakboi sejak dini yang goblok banget kenapa milih Luna daripada Rachel di Heart series" Alea berseru emosi.
Wooyoung mengernyit. "Kenapa kamu jadi emosi?"
"Ih aku tuh masih kesel kalo bahas dia. Dari kecil udah jadi fakboi mana lebih milih Luna yang lembek gitu padahal apa kurangnya Rachel coba? Keturunan Jepang, cantik, tomboy, pinter main basket juga, apa coba Bi kurangnya? Emang si Farel tuh pengen gue goreng! Bodoh banget milih Luna daripada Rachel" Jelas Alea dengan emosi yang menggebu-gebu.
Wooyoung tertawa nyaring melihat gadisnya menggerutu dan mengomel seperti ibu-ibu yang tak suka alur FTV. Tangannya lalu meraih pipi Alea dan menariknya pelan. "Itu kan cuma sinetron sayangku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way: Jung Wooyoung
Fanfiction"People who destined to meet, will meet someday" A Sequel from My Way - Baca My Way terlebih dahulu