Part 40: Throwback

934 166 51
                                    

Media: B.I - Midnight Blue
*segala hal dalam part ini adalah fiktif belaka.

×××

Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Wooyoung sampai di kantornya pukul 7.50. Sama seperti hari-hari sebelumnya, Wooyoung berjalan lurus tanpa menyapa siapapun. Tanpa senyum dan hanya dihiasi wajah datarnya. Tapi kali ini lebih dingin setelah mengetahui ia telah kehilangan gadisnya tujuh hari yang lalu.

"Selamat Pagi, Pak" Sapa Seungmin.

"Pagi, ada kabar apa hari ini?"

Seungmin memberikan sebuah bendel kertas pada Wooyoung. "iF Holdings mengirim ini dua hari yang lalu, Pak"

"iF Holdings?" Tanya Wooyoung tak percaya mendengar nama perusahaan keluarga Farras itu mau berusan dengan perusahaannya. Ia lalu mulai membolak-balikkan kertas itu.

"File ini dikirim melalui kurir pelangi kita. Sepertinya penting" Kata Seungmin.

Wooyoung makin terkejut lagi mendengarnya. Kurir pelangi adalah jasa pengantar dan penerima file rahasia yang dimiliki perusahaan Wooyoung. Tidak banyak orang yang tahu. Pun tempat markas kurir pelangi tidak mudah dicari karena terletak di sebuah warung nasi padang kecil di pemukiman kumuh warga. Bukan hanya itu, kurir pelangi juga memiliki kode yang tak diketahui banyak orang. Dan fakta bahwa perusahaan sebesar iF Holdings menggunakan jasa kurir pelangi berarti ada hal penting dan rahasia yang tidak boleh tersebar luas.

"Explain the details" Perintah Wooyoung sambil membaca kertasnya.

"Salah satu anak perusahaan iF Holdings mengalami kekeringan dana dan pembengkakan pajak. Kekeringan dana berlangsung drastis dari dua bulan terakhir sedangkan pembengkakan pajak baru mendapat teguran dari Ditjen Pajak satu minggu yang lalu. Dan terkait hal ini pihak iF Holdings meminta bantuan salah satu Konsultan Bisnis kita"

Wooyoung menghela nafas berat. "Apa yang sudah kamu cari?"

"Tidak banyak. Tapi tim IT mengumpulkan beberapa informasi penting" Seungmin kembali memberikan bendel kertas pada bosnya.

Wooyoung meletakkan kertas yang ia pegang dan ganti membaca kertas yang baru diberikan Seungmin. Ia membaca cepat poin demi poin yang tersaji dalam lembar kertas, dan raut wajahnya berubah seketika.

"Kamu yakin informasi ini benar?" Wooyoung setengah berseru tak percaya.

Seungmin mengangguk mantap. "Bagaimana, Pak? Apa kita ambil kasus ini?"

Wooyoung menutup kertasnya. "Agendakan pertemuan dengan pihak iF Holdings sore ini juga. Saya sendiri yang akan turun"





***






Sore harinya, Wooyoung dan Seungmin sudah sampai di gedung pusat iF Holdings. Keduanya langsung diarahkan oleh petugas keamanan untuk menuju ke ruang rapat yang tidak begitu luas.

Wooyoung menghentikan langkahnya di depan pintu. Laki-laki itu menghembuskan nafas perlahan dan menariknya sekali lagi. Berulang kali ia mengingatkan dirinya sendiri, siapapun yang menunggunya di dalam sana ia harus tetap professional. Disingkirkannya urusan hatinya terlebih dulu, meskipun sepertinya akan sulit karena kemungkinan Alea ada di dalam sangatlah besar.

Seungmin yang melihat atasannya yang sedang tidak baik-baik saja, berinisiatif mengetuk pintu lalu membukanya. Ia tau jelas apa yang terjadi di dalam ruangan atasannya seminggu yang lalu, Wooyoung sudah bercerita.

Keduanya langsung disambut oleh dua perempuan yang sudah duduk manis di dalam ruangan saat sudah masuk.

"Selamat datang" Sapa salah seorang perempuan itu, Alea.

Our Way: Jung WooyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang