Media: BLACKPINK — Hope Not
×××
"Tunangan? BULLSHIT!" Alea berseru hingga dadanya naik turun.
Yiyang buru-buru merangkul Alea. "Ke kamar sama Kakak aja ya, Sha. Besok diomongin lagi"
Alea tak bergeming, masih menatap Yunho sedih. Matanya berair. Dadanya sesak sekali. "Gue benci banget sama lo"
Yiyang merangkul erat pundak lemah calon adik iparnya itu. Diajaknya gadis itu meninggalkan ruang tamu yang sepertinya akan meledak sebentar lagi.
Dan Yiyang benar, Hyunjae langsung melayangkan tinjunya pada Yunho begitu Alea dan Yiyang masuk kamar. Hyunjae seperti gelap mata. Laki-laki itu terus meninju Yunho tak peduli sebanyak apa Yunho merintih membuat Papa, Wooyoung, Jihoon, serta Mark memisahkan keduanya sebelum Yunho menjadi bubur.
"KAK HEH UDAH!" Mark berseru.
"Kakak!" Papa ikut berseru menahan putranya agar lebih tenang. Sedangkan Mark dan Wooyoung membantu Yunho untuk berdiri.
"OTAK LO KEMANA SIH ANJING?!" Hyunjae berteriak marah. "KALO ELO NGGAK SERIUS SAMA ARSHA, TINGGALIN! JANGAN NYAKITIN ADEK GUE KAYA GINI!"
Yunho hanya mampu menunduk tak menjawab. Wooyoung juga tak bisa membela apapun.
"Pergi" Nada dingin ini membuat semua orang menoleh pada sumber suara, Papa. "Saya tidak pernah membesarkan putri saya untuk disakiti seperti ini jadi silahkan kamu pergi. Sekarang juga"
Yunho berjalan mendekat pada Papa. "Om—"
"PERGI!" Hyunjae kembali berteriak. "BUDEK LO?"
"Kak tenang dulu" Bisik Jihoon.
Yunho mau tak mau mundur, dilihatnya pintu kamar Alea yang tertutup rapat. Ingin sekali mengucapkan maaf, tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat. Maka dari itu, Yunho lebih memilih keluar dari rumah itu dan mungkin kembali ketika semua telinga mau mendengarnya tanpa mendahulukan gemuruh emosi.
"Om, Kak," Papa dan Hyunjae kompak menoleh pada Wooyoung. "Kayanya, Arsha butuh kalian. Karena tadi..." Wooyoung menelan ludahnya susah. "Tadi Arsha hampir ketemu Mamanya"
"Ketemu Mama—" Hyunjae tak mampu menyelesaikan kalimatnya. Suara itu menggantung di udara bersama dengan wajah terkejut tak percaya, begitu juga Papa, Jihoon dan Mark yang ada disana.
"Maksud lo, Arsha..." Jihoon pun sama, tak mampu melanjutkan.
"Hampir..." Wooyoung menjeda kalimatnya untuk memberi jeda bagi dirinya sendiri untuk tetap tenang. "Hampir committed suicide. Jadi jangan pikirin Yunho dulu, Arsha lebih penting"
***
"Kakak jelasin ke Papa, apa maksudnya Papanya Arsha mau batalin pertunangannya"
Gelegar emosi itu jelas terdengar di telinga Yunho. Gelegar emosi itu mengisi ruang-ruang kosong yang ada meja makan keluarga Jung pagi itu.
Tapi Yunho diam. Tak mau menjawab.
Mama dan Jojo —Adiknya— hanya mampu melihat anak tertua itu prihatin. Pembatalan ini sangat tiba-tiba. Semuanya benar-benar sudah siap. Baju, undangan, semua kepeluannya sudah selesai. Tinggal seminggu lagi dan kenapa tiba-tiba telfon dari keluarga Farras mengacaukan segalanya.
"Kakak, Papa nanya loh Kak. Nggak mau dijawab dulu?" Mama mencoba menengahi dengan sabar.
Yunho dengan cuek menelan suapan terakhir dari makanannya, baru mengangkat kepala balas menatap sang Ayah. "Kenapa Papa nggak nanya Om Farras sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way: Jung Wooyoung
Fanfiction"People who destined to meet, will meet someday" A Sequel from My Way - Baca My Way terlebih dahulu