Keesokan harinya, Amira bangun pagi pukul 6. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih mengumpulkan sisa nyawanya yang masih berkeliaran. Tak lama kemudian Amira menuju kamar mandi untuk bersiap diri ke kampus.
Setelah mempersiapkan diri serta barang-barang yang ingin dibawa ke kampus, Amira pun turun ke bawah menuju dapur. Dia melihat ada Juna di sana, sedang menikmati sarapannya. Amira tak mau sarapan, dia berinisiatif untuk sarapan di kantin kampus. Karena dia merindukan mie ayam yang sungguh rasanya ah mantap.
Amira mengambil gelas lalu menuangkan air hingga penuh. Dia meneguknya hingga habis, lalu duduk dihadapan Juna. Amira hanya diam dan sibuk sendiri dengan handphonenya.
"Ehem, gak lihat kalau suaminya sedang sarapan?" Tanya Juna. Amira menatap Juna dengan ekspresi seribu makna.
"Terus, saya pikirin gitu? Tinggal makan susah amat," cibir Amira.
"Kamu tidak mau melayani saya sebagai suami? Dan melayani suami itu dapat pahala besar lo!" Ucap Juna. Amira pun berdiri dan mengambil gelas. Dia menuangkan air ke dalam gelas hingga penuh, lalu diletakkan di samping piring bekas makanannya Juna.
"Bilang aja kalau mau diperhatiin!" Ucap Amira. Juna hanya diam dan memilih untuk meneguk air putih hingga habis.
"Mas? Nanti saya mau pulang ke rumah orang tua saya," izin Amira kepada Juna.
"Kenapa secara tiba-tiba kamu ingin kesana?" Tanya Juna.
"Rindu aja, jangan mikir aneh-aneh ya! Dan sekalian saya mau nginep seminggu!" Jawab Amira.
"Oke, kalau begitu saya juga ikutan nginep ke rumah kamu!"
"Hah? Kok gitu?"
"Kamu lupa kalau saya ini suami kamu, jadi dimana pun kamu berada saya akan ikut!" Ucap Juna. Amira memutar bola matanya jengah. Dia tidak menyangka jika suaminya nanti akan ikut nginep di rumahnya.
Alasan Amira pulang ke rumah, karena dia merindukan bunda dan ayahnya. Sudah lama dia tidak berjumpa dengan mereka. Sehingga Amira ingin sekali menginap di sana lebih dari seminggu. Tapi dia sadar diri jika dia sudah tidak lagi seperti dulu. Dia sudah berganti status sebagai istri semenjak Juna mengucapkan ijab qobul di hari itu.
🥀🥀🥀
Di kantin kampus, Amira menghabiskan mie ayam yang telah dia pesan. Dia sangat puas dengan makanannya karena rasanya tetap sama dan tidak berubah sedikit pun.
Tak lama kemudian Indri datang bersama Vina. Amira menatap Indri dan Vina yang sedang berbisik-bisik. Amira curiga jika mereka tengah menyembunyikan masalah yang serius darinya.
"Ngapain kalian bisik-bisik?" Tanya Amira. Kedua temannya yang mendengar pertanyaan dari Amira hanya terkekeh.
"Gak kok, gue tadi ada kabar kalau ada dosen baru! Katanya cantik cuy, kalah cantik sama lo!" Ucap Indri.
"Iya gak mungkinlah, secara gue kan cewek paling cantik di kampus!" Sombongnya Amira membuat dirinya meringis kesakitan. Karena kedua temannya memukul lengannya Amira dengan keras.
"Tapi dia akan ngajar dimana?" Tanya Vina.
"Kalau gue denger sih dia akan ngajar fakultas ekonomi," ucap Indri. Amira hanya ber-oh ria. Karena dia tak tertarik dengan dosen baru itu.
Pukul 9 pagi, kelas Amira dimulai. Seperti biasa, kelas Amira sedang di ajar oleh dosen tak tau diri itu. Amira hanya diam di pojokan dengan mendengarkan presentasi dari temannya.
Juna berkeliling agar mahasiswanya tidak ramai seenak jidatnya. Juna pun berhenti dan menyenderkan badannya ditembok belakang.
Amira melirik ke arah Juna dengan malas, dia beranggapan kenapa Juna hobi sekali membuat mahasiswanya latihan spot jantung setiap pagi. Dan berhasil membuat mahasiswanya berkeringat dingin ketika menjawab pertanyaan dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...