Keesokan harinya, Amira mengantar Juna ke bandara. Mereka berangkat pada pukul 8 pagi sebelum jam penerbangan pesawat.
Amira menatap Juna dengan sendu. Dia sangat berat ditinggal sendirian oleh Juna. Meskipun Amira tahu jika dia ditinggal Juna hanya lima hari. Dan Amira juga tidak mengerti apa yang tengah dirasakannya saat ini. Amira merasakan sesuatu yang akan terjadi kepada Juna. Semua perasaan yang dirasakan olehnya ditepis oleh Amira, dia tidak mau terjadi apa-apa oleh Juna.
"Ada apa?" Tanya Juna ketika melihat istrinya sedang melamun.
"Tidak ada apa-apa! Mas, apa kepergian mu tidak bisa ditunda atau dibatalkan gitu? Entah mengapa, tiba-tiba perasaanku gak enak! Kayak ada sesuatu yang akan terjadi," jawab terus terang Amira kepada Juna.
Juna tersenyum ketika mendengar ke khawatirannya Amira kepadanya. Dia mengusap kepala Amira dengan lembut supaya bisa sedikit tenang dari sebelumnya. "Tidak akan terjadi apapun, semuanya akan baik-baik saja!" Hiburnya.
Amira menghembus napasnya dengan berat. Perasaannya benar-benar tidak enak melihat kepergiannya Juna.
Drrrrrt drrrrrrt
Amira merasakan getaran handphonenya didalam tas. Dia segera mengambil handphonenya lalu melihat siapa yang meneleponnya. Dan itu panggilan dari temannya, yaitu Vina. Tapi Amira malah mematikan telepon dari Vina.
"Kenapa gak di angkat?" Tanya Juna.
"Gak apa-apa, gak penting!" Jawab Amira.
Juna memeluk Amira sebelum dia pergi meninggalkannya. Tak terasa cairan bening sukses membasahi pipi Amira ketika Juna memeluknya.
"Kok nangis? Senyum dong, masa suaminya pergi malah nangis!" Ucap Juna.
"Cepat kembali ya! Aku akan selalu merindukanmu!" Ucap Amira dengan senyum manisnya.
"Iya, aku akan segera pulang jika pekerjaanku disana sudah selesai!" Ucap Juna dengan mencium kening Amira.
"Bye, hati-hati! Nanti kabari kalo udah sampai disana!" Ucap Amira dengan mencium tangan suaminya yang ingin pergi bekerja.
Amira melihat kepergian Juna dari tempat yang sama. Dia mengusap air matanya dan berharap jika Juna akan kembali kepadanya.
🥀🥀🥀
Sore harinya, Amira sedang ada di teras rumahnya untuk membersihkan halaman. Karena dia tidak tahu lagi pekerjaan apa yang harus dia selesaikan saat ini. Oleh karena itu, dia memilih untuk membersihkan halaman rumahnya yang terlihat sedikit kotor.
Satu jam berlalu, Amira sudah menyelesaikan pekerjaan di halaman rumahnya. Diapun segera masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya untuk membersihkan dirinya yang terlihat kotor. Setelah selesai membersihkan diri, Amira pun membuka handphonenya untuk melihat pesan yang belum dia baca.
Pada saat dia membuka pesan grup dari kampus dan juga grup kelasnya, tiba-tiba Amira memikirkan Juna yang belum memberi kabar tentang dirinya. Apakah dia selamat? Apakah dia baik-baik saja? Sedang apa dia? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenak Amira.
Selang beberapa menit kemudian, Amira merasa lapar dan diapun langsung ke dapur untuk memasak mie instan. Ya simpel aja, yang penting enak.
Amira mengambil panci untuk merebus air. Setelah itu dia mengambil mie instan serta sayuran yang dia inginkan.
Pada saat Amira melihat panci yang isinya air dan ternyata airnya belum mendidih. Tiba-tiba Amira mendengar getaran handphonenya dari meja makan. Dan dia segera melihat siapa yang meneleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...