34 KEJUTAN

6.3K 226 13
                                    

Malam harinya, Amira sedang membalik-balikkan halaman buku tanpa membacanya. Dia sedang memikirkan banyak hal. Perkataan Maira terus menghantui pikirannya. Mungkin Amira menikah dengan Juna dengan keterpaksaan dan pelarian. Namun, entah mengapa perasaan dia mengatakan hal lainnya.

"Gue kasih saran ke lo Ra, ya itupun jika lo mau gue kasih saran sih! Jangan telat mengatakan cinta, jika lo telat maka lo sendiri yang akan menyesal!"

Tiba-tiba saja dia teringat dengan perkataannya Vina mengenai sarannya. Jika dipikir-pikir, yang dikatakan Vina ada benarnya. Apabila Amira tidak mengatakan apa isi hatinya kepada Juna, maka dia akan menyesalinya.

Amira berdiri menaruh bukunya ke rak buku. Dia masih memikirkan apa yang dia rasakan. Apa dia benar-benar sudah mencintai Juna? Tapi bagaimana bisa? Kapan dan dimana?

Namun, tiba-tiba mata Amira ditutup oleh kain bewarna hitam. Dia meronta-ronta agar dilepaskan penutup mata tersebut. Tapi orang yang menutup mata Amira tidak peduli dan terus membawa Amira ke suatu tempat.

"Lepaskan! Kenapa lo? Ada masalah apa lo sama gue? Kalo lo berani, hadapi gue langsung! Lepaskan!" Teriak Amira namun tidak dihiraukan.

Dijalan, Amira terus saja berteriak agar dia dilepaskan. Namun, hasilnya nihil.

Orang tersebut membawa Amira di suatu tempat yang telah telah disiapkan. Gelap dan juga terlihat menakutkan. Akhirnya, Amira dibawa masuk oleh orang tersebut secara paksa. Dia tidak bisa lagi teriak karena mulutnya disumpal oleh kain.

"Siapa? Beraninya lo sama gue!" Ucap Amira ketika kain yang ada di mulutnya dilepas oleh seseorang.

Tidak ada jawaban dari orang tersebut, Amira pun membuka kain penutup matanya. Ketika kainnya terbuka, dia tidak bisa melihat apapun karena tempatnya sangat gelap. 

"Kenapa gelap sekali?" Gumam Amira.

One

Two

Three

Semua lampu ditempat tersebut menyala. Amira terkejut ketika melihat dekorasi yang sangat indah dan juga banyak bunga mawar yang bertaburan di lantai. Amira berdiri tepat ditengah tanda love. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dengan membawa buket bunga mawar merah dihadapan Amira.

"Mas Juna," gumam Amira ketika dia melihat orang tersebut adalah suaminya sendiri.

"Surprise!" Ucap Juna dengan memberikan buket bunga mawar merah ke Amira. Amira pun menerima buket tersebut lalu menatap Juna.

"Suka dengan kejutannya?" Tanya Juna.

"Suka sih, tapi kenapa mas culik saya tadi! Kan saya takut mas!" Rengek Amira kepada Juna.

Juna menarik tangan Amira hingga dia jatuh di dekapan Juna. Dia memegang pinggang Amira dengan erat lalu mengusap rambutnya yang menutupi wajahnya.

Amira merasa malu hingga pipinya berubah warna menjadi merah merona layaknya kepiting rebus. Dia pun menyingkirkan Juna agar Juna tidak melihat wajahnya yang berubah warna karena malu. Namun, Juna menarik tangannya Amira lalu memeluknya dari arah belakang.

Rambut Amira berterbangan karena tertiup angin malam. Juna mengarahkan rambutnya ke samping lalu mencium lehernya Amira hingga membuat dia merasa bergairah.

"Saya mencintai kamu Amira," bisik Juna kepada Amira yang masih mencium lehernya. Amira pun membalikkan badannya lalu memeluk Juna dengan erat. Dia sudah yakin dengan perasaannya saat ini. Iya, Amira sudah mencintai suaminya.

Juna melepaskan pelukannya Amira lalu menatapnya. Dia mengusap air mata Amira yang mengalir membasahi pipinya.

"Dengar Amira, mungkin perasaan saya kepada kamu dulu memang tidak sama dengan sekarang! Dulu saya pernah mencintai seseorang dan sulit untuk melupakannya, tapi saat ini saya yakin dengan perasaan saya kepada kamu bahwa saya mencintai kamu! Saya juga bingung, kapan, dimana, dan bagaimana rasa cinta ini tumbuh! Amira, mungkin dulu pernikahan kita didasari dengan keterpaksaan! Tapi mulai hari ini, bulan ini, jam ini, menit ini, dan detik ini juga, saya ingin hidup bersama dengan kamu! Saya akan membuat kamu bahagia di atas kebahagian saya! I Love You Amira!" Jelas Juna kepada Amira.

"Maukah kamu menerima saya didalam kehidupan kamu, dan mengizinkan saya untuk membahagiakan kamu setiap saat?" Ucap Juna dengan posisi membungkuk dihadapan Amira. Amira merasa bahagia. Dia merasakan kebahagian didalam hidupnya yang belum pernah dia rasakan sama sekali.

Amira merasa terharu ketika melihat cincin yang dibawa oleh Juna yang terlihat sangat indah. Sebuah cincin yang melambangkan cinta Juna kepada Amira.

Amira menganggukkan kepalanya kepada Juna yang berarti dia menerima Juna didalam hidupnya. Juna pun tersenyum lalu memasangkan cincinnya ke jari manis milik Amira.

Tiba-tiba bunga mawar bertaburan dari atas membuat situasi tambah romantis. Amira speechless. Dia menadahkan tangannya dan menikmati taburan bunga mawar yang berjatuhan.

Amira menatap ke arah Juna yang terlihat tersenyum ke arahnya. Amira mencium pipi Juna, "aku juga mencintai kamu mas Juna," ucap Amira lalu memeluknya.

Mereka berpelukan disertai dengan turunnya bunga mawar dari atas. Mereka merasakan kebahagiaan didalam hidup mereka. Dan akhirnya mereka bisa mengatakan isi perasaan satu sama lain.

"Baiklah nyonya Amira, apa kamu merasa bahagia?" Tanya Juna dengan menempatkan lengannya di bahu Amira.

"Masih ada yang kurang,"

"Apa itu?"

"Aku mau hak seorang istri dari kamu! Agar aku bisa menjadi milikmu seutuhnya dan selamanya!" Ucap Amira.

Juna memutar matanya dengan tersenyum ke arah Amira. Lalu dia menarik pinggang Amira agar dia semakin dekat dengannya. Lalu Juna mengusap pipi Amira dan menatapnya.

Disisi lain, perasaan Amira sangat grogi. Dia bisa merasakan hembusan napas Juna di wajahnya. Dia melihat wajah Juna yang ada dihadapannya. Dan...

Cup! Ciuman panas dibibir yang diberikan Juna kepada Amira. Mereka merasakan kenikmatan dunia yang belum pernah mereka rasakan. Juna bisa merasakan napas Amira yang mulai tidak beraturan, lalu dia menghentikan ciumannya agar Amira bisa bernapas dengan normal.

"Dengarkan saya, saya ingin bicara!" Ucap Juna.

"Sebentar mas, kita bisa tidak bicaranya jangan formal! Kan tadi kita habis itu," ucap Amira.

"Oke-oke, ikut saya eh maksudnya ikut dengan aku! Karena aku ingin memberitahu tentang masa lalu yang kamu pertanyakan akhir-akhir ini!" Ucap Juna lalu berjalan ke arah meja yang terdapat sebuah kotak. Amira pun membuntuti Juna dan melihat kotak tersebut.

"Dulu saya pernah mencintai seseorang, tapi orang itu sudah meninggalkan aku selamanya! Setelah itu, aku pergi ke luar negeri untuk kuliah dan juga ingin melupakannya! Tapi aku tidak bisa melupakannya sampai kita menikah! Maaf Ra, memang pernikahan kita karena dijodohkan dan keterpaksaan! Mungkin kamu pikir keterpaksaan dan pelarian! Tapi akhirnya beberapa bulan yang lalu perasaanku sudah mulai berubah karena kamu!" Jelasnya.

"Apa orang yang kamu cintai itu dibunuh sama bu Clara?" Tanya Amira yang tengah melihat foto-foto mantan Juna yang bernama Gladys.

"Iya, benar! Dia yang membunuh, dan saya takut jika dia berulah lagi dengan menyakitimu Amira! Karena aku tidak ingin masa laluku datang dan menghancurkan masa depan kita!"

Amira tersenyum melihat Juna. Dia senang jika Juna sudah bisa mengatakan yang sebenarnya. Dan Amira tidak mempersalahkan masa lalunya Juna, karena dia tidak ingin masa lalunya menghantui kehidupannya sekarang.

"Mas, kamu tau aku kan? Aku bisa jaga diri baik-baik dan aku yakin jika kamu bisa melindungi aku! Dan kita bisa melewati ini bersama-sama," ucap Amira.

Juna tersenyum lalu menarik pinggangnya Amira. Dia melepaskan foto dan juga kotak yang dipegang olehnya. Karena Juna tidak ingin istrinya memikirkan hal yang tidak-tidak.

Setelah itu, Juna menggandeng Amira ke arah meja makan yang telah disiapkan olehnya. Dia mempersilahkan Amira duduk dihadapannya lalu menyajikan makanannya.

"Silahkan tuan putri," ucap Juna dengan menyajikan nasi putih di piring Amira.

"Terima kasih, kamu juga duduk dong! Masa kamu berdiri terus seperti patung," ucap Amira.

Akhirnya, Juna pun duduk dihadapannya. Amira juga menyajikan makanan di piringnya Juna. Dan mereka pun memakan makanannya hingga habis.

🥀🥀🥀

T.B.C

See you next part❤️

MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang