Jangan percaya sama dia, dia aja gak percaya sama kita! Ngapain kita harus percaya sama dia!
🥀🥀🥀
"Kamu istrinya pak Juna, dan kamu pasti tau keberadaan beliau! Lalu mengapa beliau tidak masuk tanpa izin hari ini?" Tanya pak Ilham.
"Maaf pak, bagaimana maksudnya? Bukannya pak Juna dapat pekerjaan diluar kota sebagai perwakilan kampus untuk mengisi acara seminar nasional di Surabaya?" Jelas Amira.
"Apa yang kamu maksud Amira? Kampus kita mengirim bu Windha dan juga bu Sekar untuk menghadiri acara tersebut! Bukannya pak Juna yang kesana!" Jelas pak Ilham.
Amira merasa sesak di dadanya ketika mendengar jika bukan Juna yang menghadiri acara tersebut. "Baik pak, terima kasih atas informasinya! Saya permisi dulu karena saya masih ada kelas!" Permisi Amira kepada dosen. Setelah itu dia pergi menuju kelasnya.
Amira berjalan dengan tatapan kosong dengan diiringi percakapan yang masih teriang-iang ditelinga nya. Vina melihat Amira yang tengah berjalan menuju tempat duduknya merasa bingung. Secara dia izin untuk keluar dari kelasnya terlihat biasa saja dan pada saat kembali ke kelas terlihat seperti memikirkan sesuatu.
"Ada apa Ra?" Ucap lirih Vina kepada Amira. Amira hanya menggelengkan kepalanya dan Vina pun hanya diam.
Setelah jam mata kuliah selesai, Amira keluar dari kelasnya karena merasa suntuk. Dia pergi ke taman untuk menenangkan diri sekaligus mencari informasi mengenai Juna. Dia benar-benar tidak menyangka jika Juna tega melakukan ini terhadapnya. Pergi dengan mengatakan ada pekerjaan tapi nyatanya tidak ada sama sekali. Ada apa dengannya? Ada masalah apa sampai Juna berani meninggalkan Amira?
"Kemana sih kamu mas?" Gumamnya Amira dengan menelepon Juna tapi handphonenya tidak dapat dihubungi.
"Ra? Lo kenapa?" Tanya Vina yang menyusul Amira ke taman kampus.
"Gue ada masalah Vin, gue gak tau lagi harus kemana dan bagaimana!" Curhatnya.
"Coba cerita ke gue, ada masalah apa?"
"Sebenarnya kemarin mas Juna izin ke gue untuk pergi ke Surabaya, katanya dia ditugaskan untuk mengisi acara seminar nasional disana, tapi ternyata bukan dia yang dikirim oleh pihak kampus!"
"WHAT? Lalu pak Juna kemana? Bentar, lo udah telepon pak Juna belum?"
"Udah, tapi gak bisa Vin! Gue harus gimana?" Ucap Amira dengan menundukkan kepalanya.
Vina merasa kasihan dengan Amira, dia memeluknya dengan menepuk pundaknya berkali-kali untuk menenangkan Amira. "Kita pulang dulu aja Ra, kita pikirkan dirumah bagaimana cara untuk menghubungi pak Juna," usul Vina. Kemudian Amira menganggukkan kepalanya dan pergi dari taman kampus.
Di parkiran, Vina menggantikan Amira untuk menyetir mobilnya. Karena Vina khawatir jika Amira yang menyetir mobil akan tidak fokus dan bisa menyebabkan dia celaka.
Namun, pada saat Vina ingin menancapkan gasnya, tiba-tiba Indri berdiri didepan mobilnya dan membuat Vina dan Amira terkejut. Vina membunyikan klakson supaya Indri bisa minggir dari hadapannya. Namun, hasilnya nihil. Dia tetap berdiri didepan mobilnya Amira.
Amira menatap Vina yang merasa kesal. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan menemui Indri untuk mencari alasan kenapa dia berdiri didepan mobilnya.
"Kenapa? Ada masalah apa lagi?" Tanya Amira to the point kepada Indri.
"Ngapain lo Ra? Kita pergi dari sini, karena kita gak ada waktu untuk meladeni dia yang sudah gak percaya sama kita!" Ajak Vina pergi dengan tatapan sinis ke arah Indri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Jugendliteratur[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...