23 KETAHUAN

5.8K 239 9
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA, AGAR NANTI TIDAK KETINGGALAN INFO-INFO TERBARU MENGENAI CERITA MY PERFECT LECTURER INI.

🥀🥀🥀

"Astaga," ucap Amira.

"Bangun mas," ucap Amira dengan menepuk-nepuk pipi Juna. Suara tersebut ternyata ditimbulkan oleh Juna karena dia tiba-tiba tidak sadarkan diri dan jatuh ke lantai.

Amira pun sekuat tenaga mengangkat Juna untuk membawanya ke ranjang. Amira melepaskan kerah kemeja yang digunakan oleh Juna lalu melepaskan sepatu yang digunakan oleh Juna. Amira meletakkan kepala Juna ke pangkuannya dengan menepuk-nepuk pipinya Juna. Namun, Juna masih belum sadarkan diri.

Akhirnya dia turun ke bawah untuk menyuruh teman-temannya pulang. Kedua temannya dengan berat hati meninggalkan rumah Amira karena sebenarnya mereka berencana menginap dirumah Amira tapi Amira malah menyuruh mereka pulang.

"Maaf ya," ucap Amira.

"Gak apa-apa kok," ucap Vina.

"Lain kali kalian boleh ke sini lagi," ucap Amira.

"Oke bye Amira, jaga diri baik-baik ya!" Ucap Indri.

Setelah mereka pergi dari gerbang rumahnya, Amira pun menutup pintunya dan menuju ke dapur untuk membawa air putih.

Dikamar, Juna masih belum sadarkan diri juga. Amira khawatir dengan keadaan Juna. Ditambah lagi keringat dingin yang keluar dari tubuh Juna membuat dirinya tambah panik lagi.

Amira melihat kemejanya Juna yang sudah basah karena keringatnya, Amira pun menggantinya dengan kaos lengan pendek. Amira mengambil kaos lengan pendek di almari lalu berjalan mendekati Juna.

Amira membuka kancing kemeja Juna dengan perasaan takut. Apalagi dia tidak pernah menggantikan pakaian laki-laki. "Tenang Amira tenang, lo bisa pasti bisa!" Gumam Amira.

Amira pun memberanikan diri untuk membuka kancing kemeja dan menggantinya dengan kaos lengan pendek. Ketika sudah selesai, kemeja kotornya dibawa ke kamar mandi untuk dijadikan satu dengan pakaian lainnya.

Amira duduk disebelah Juna dengan mengusap dahinya. Dia merasakan sedikit panas di dahi Juna. Amira pun berusaha membangunkan Juna dari pingsannya. Lalu dia mengambil segelas air dan memercikkannya di wajah Juna. Selang beberapa detik kemudian, Juna sadar dari pingsannya.

"Kamu gak apa-apa mas? Kenapa tiba-tiba pingsan? Kamu sakit?" Tanya Amira dengan mengusap kepala Juna.

"Tidak, saya baik-baik saja!" Jawab Juna.

"Jangan bohong ya mas! Meskipun saya belum lulus kuliahnya tapi saya tau kalau mas itu sedang sakit," ucap Amira. Juna hanya diam dengan menatap Amira.

"Sebentar, saya akan kembali lagi! Jangan kemana-mana dan tetap tidur di sana," imbuh Amira.

Amira pergi ke dapur untuk memasak makanan. Karena Amira melihat Juna sejak siang belum makan sama sekali. Setelah selesai membuat masakan, Amira meletakkannya di atas nampan. Namun, Amira teringat dengan cake yang dibuat Juna tadi siang. Dia mencari cake tersebut dan ternyata cake itu disembunyikan didalam almari dapur. Akhirnya, Amira membawa makanan dan cake tersebut ke kamarnya.

"Sekarang mas makan, karena kamu pingsan belum makan dari tadi!" Ucap Amira. Amira membantu Juna duduk dan menyandarkan ke dinding ranjang.

"Cake?" Tanya Juna.

"Iya, cake ini yang mas buat tadi siang bukan?" Ucap Amira.

"Untuk apa?"

"Buat pajangan dikamar lebih bagus, iya dimakan dong mas! Cake itu dibuat untuk dimakan bukan disimpan di almari dapur," ucap Amira. Juna terkekeh mendengar perkataan Amira. Hal kecil yang dibuat oleh dia, di sengaja maupun tidak, bisa membuat dirinya tertawa.

"Terima kasih," ucap Juna setelah makan makanan yang dibawa oleh Amira.

"Untuk apa?" Tanya Amira.

"Untuk semuanya!" Jawab Juna. Amira menyipitkan matanya yang tidak paham apa yang dimaksud oleh Juna.

"Karena apa yang kamu buat bisa membuat saya lebih tenang!" Imbuhnya.

"Simpan saja terima kasih itu untuk saya, mungkin nanti mas juga akan mengucapkan terima kasih lagi ke saya!" Ucap Amira.

"Saya akan terus berterima kasih,"

"Baiklah terima kasih mas saya terima," ucap Amira.

Juna mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Amira, "mulai sekarang kita berteman bukan musuh lagi!" Ucap Juna.

Amira tersenyum dengan mengulurkan jari kelingkingnya dan mengaitkannya ke kelingkingnya Juna. "Baiklah kita teman," ucap Amira.

Juna pun mendekatkan wajahnya ke arah Amira. Amira takut apa yang akan dilakukan oleh Juna. Apa dia akan menciumnya? Oh tidak. Karena Juna selalu menepati janjinya.

"Kalau makan jangan belepotan!" Ucap Juna dengan membersihkan bekas krim cake yang menempel di bibir Amira. Amira kaku terdiam apa yang dilakukan Juna secara tiba-tiba.

"Oh, baiklah kalau begitu mas istirahat saja! Saya akan segera kembali," ucap Amira. Amira hendak pergi, namun dicegah oleh Juna.

"Biarkan saja, temani saya disini!" Ucap Juna. Amira pun menganggukkan kepalanya dan membantu Juna untuk memposisikan dirinya kembali tidur.

Amira menatap Juna dengan mengusap kepalanya berkali-kali. Juna yang awalnya memejamkan matanya tiba-tiba membuka matanya dengan tersenyum ke arahnya. Amira menyipitkan matanya, dia pikir Juna sudah tertidur ternyata hanya pura-pura tidur.

"Sudah tidur aja," ucap Amira dengan menutup matanya Juna menggunakan tangannya. Juna pun mengambil tangannya Amira lalu mencium tangan Amira.

🥀🥀🥀

Keesokan harinya, Amira sedang berada dipinggir kolam renang. Hanya sekedar bersantai merilekskan otak yang terasa berat. Tiba-tiba Juna datang dengan mencium kepalanya Amira, lalu duduk disebelahnya.

"Kenapa kemari? Sudah baikan?" Tanya Amira.

"Seperti yang kamu lihat," jawab Juna. Amira hanya menganggukkan kepalanya paham.

"Kamu gak ke kampus?" Tanya Juna.

"Gak ah, males! Kuliah tambah pusing, mau nikah udah nikah! Giliran udah nikah masalah tambah rumit," jawab Amira.

"Iya kalau gak mau kuliah ya udah simple, keluar aja dari kampus terus jadi istri yang baik buat suami!" Usul Juna dengan seenak jidatnya.

Amira menyipitkan matanya ke arah Juna, dia pikir Juna akan menyemangatinya begitu. Eh ini malah mendukung Amira buat keluar dari kampus. Kalau keluar dari kampus? Selama 3 tahun dia kuliah sia-sia dong. Ish...emang suami nyebelin.

"Mas, kamu gak mau pergi ke kampus atau kemana gitu? Daripada di rumah terus saya tambah pusing!" Ucap Amira. 

"Ngusir suami sendiri gak baik lho sweetheart!" Ucap Juna dengan mencolek pipi Amira.

"Dihh! Jangan sok romantis," ucap Amira dengan mengibaskan tangannya Juna.

"Kamu beneran gak ke kampus?" Tanya Juna.

"Gak!"

"Baiklah, karena siang ini ada kuliah tamu dan saya yang menggelar kuliah tamu ini maka nilai kamu saya kurangi! Khusus kamu ya sweetheart, yang lain nanti A kamu C sendiri!" Ucap Juna.

WHAT? GAK ADA ANGIN GAK ADA HUJAN TIBA-TIBA ADA KULIAH DADAKAN, PADAHAL HARI INI WAKTUNYA BERSANTAI DI RUMAH

Sebelum pergi ke kamarnya, Amira menatap Juna dengan tajam karena sudah mengancamnya dengan nilai. Kali ini dia berhasil untuk mengancamnya, tapi lihat aja suatu hari nanti Amira yang akan mengancamnya.

🥀🥀🥀

T.B.C

MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang