Seindah-indahnya kenangan di masa lalu, tak akan berguna di masa datang. Bukannya berguna tapi malah ada yang tersakiti. Kuburlah dan lupakan.
-My Perfect LECTURER-🥀🥀🥀
Juna telah menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas ternama di Indonesia. Dia menjadi lulusan terbaik. Dia juga tidak menyangka jika otaknya encer, tetapi tidak encer waktu SMA. Juna mengingat masa-masa SMA dimana dia terlalu bar-bar, bad boy, dan playboy. Namun sifatnya telah berubah saat dirinya menjadi dosen di kampus ternama di Jakarta.
Juna memilih karir dosen dibandingkan dengan dokter, karena dirinya ingin mendapatkan hal baru. Jika di bidang dokter, dia hanya menggeluti peralatan-peralatan rumah sakit. Jika dia jadi dosen, dia bisa menjadi dokter sekaligus dosen untuk mahasiswanya.
🥀🥀🥀
Setelah kepergian orang tuanya, Juna hidup mandiri. Dia hanya menggunakan ART 1 orang. Hanya untuk membersihkan rumah kecuali kamarnya. Dia lebih suka membersihkan kamarnya sendiri. Dia hanya takut jika ada dokumen yang hilang.
Meskipun begitu, rumahnya Juna di tempati oleh papa dan mamanya Maira. Mereka tinggal di rumahnya Juna atas permintaan terakhir dari orang tuanya Juna. Meskipun mereka tinggal di rumahnya Juna, terkadang mereka juga tinggal di rumahnya sendiri. Mereka juga tidak enak jika menumpang setiap hari di rumah Juna. Namun tidak berlaku untuk Maira. Dia setiap hari tinggal di rumahnya Juna. Dan setiap malam minggu Maira membawa teman-temannya ke rumah. Hanya sekedar bersenang-senang, tidak lebih. Di tambah lagi, Juna memperbolehkannya asalkan tidak ada yang macam-macam dirumahnya.
Malam minggu pun tiba. Rumah Juna ramai layaknya dia mengadakan pesta. Juna yang melihat Maira dari atas hanya menggelengkan kepalanya. Kenapa dia membawa teman-temannya di rumahnya. Tapi Juna tidak mempersalahkan Maira, selagi rumahnya tidak dijadikan sebagai objek neraka jahanam.
Maira kini mengikuti jejak si Juna. Dia meneruskan pendidikan S2. Dan itu pun pada waktu kuliah S2 dia sempat menunda 1 semester hanya beralasan bahwa dirinya capek. Kedua orangtuanya tidak bisa memaksanya, karena yang menjalankan Maira bukan orang tuanya.
Setelah Juna lulus S2, serta dia menjadi dosen di kampus ternama. Maira merasa menyesal sudah menunda pendidikannya. Dan kali ini dia bertekat untuk lulus S2 seperti Juna.
🥀🥀🥀
Juna tiba-tiba merasa haus, akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengambil minum. Juna melangkahkan kakinya untuk menuruni tangga satu per satu. Lalu dia berjalan menuju dapur.
Temannya Maira berada di ruang tengah dan otomatis melihat Juna turun hingga naik ke atas. Temannya Maira terkesima dengan parasnya Juna dan tubuh kekar layaknya idol K-Pop.
"Gila Mai, itu siapa?"
"Mai ganteng banget sih?"
"Mai kenalin donggg,"
Maira risih dengan celotehan dari teman-temannya. Dia ingin menghampar satu per satu teman-temannya itu. "Kalian itu kek gak pernah lihat cogan aja sih?"
Mereka hanya cengengesan mendengar amukan dari Maira. Dan Maira menggerutu kepada Juna. Juna melirik ekspresi wajah Maira dari dapur yang terlihat lucu.
Juna mendekat ke arah Maira dan mengusap rambutnya. Maira melemparkan bantal yang ada di pangkuannya ke arah Juna. "Jangan galak-galak jadi orang!" Ucap Juna lalu pergi meninggalkannya.
Ke-tiga temannya terkesima atas perlakuan Juna kepada Maira. Mereka iri melihat kemesraan antara Juna dan Maira. Ya meskipun mereka tau jika mereka itu sebenarnya sepupuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...