FOLLOW SEBELUM BACA, AGAR NANTI TIDAK KETINGGALAN INFO-INFO TERBARU MENGENAI CERITA MY PERFECT LECTURER INI.
🥀🥀🥀
Bruk!
Amira memejamkan matanya karena merasa takut melihat Juna yang telah melemparkan vas bunga ke arahnya. Namun, vas tersebut jatuh disebelah Amira bukan di dirinya.
"Keputusan saya sudah bulat! Jangan pernah membantah keputusan saya!" Peringat Juna kepada Amira. Amira masih diam terpaku. Dia sangat terkejut dengan kemarahannya Juna. Dia tak pernah berpikir jika dia sedang marah sangatlah berbahaya.
"Dan kamu sudah berbohong dengan saya," ucap Juna.
"Maksudnya?" Tanya Amira yang tidak paham apa yang dimaksudkan Juna.
"Kamu berbohong dengan saya mengenai siapa yang mengajak kamu pergi malam ini, sebenarnya kamu kan yang ngajak teman-teman kamu untuk pergi dan bukan Vina?" Jelasnya Juna.
"Bagai–"
"Saya tau karena saya baca sendiri, sebenarnya jika kamu bicara jujur dengansaya, maka saya mengizinkan kamu untuk pergi malam ini! Tapi kamu sudah berbohong," ucap Juna. Amira hanya diam dengan menatap Juna yang masih terlihat sangat marah kepada dirinya.
Amira berpikir jika Juna tidak akan mengetahui semuanya. Dia bilang kepadanya bahwa Vina yang mengajaknya, agar dia bisa diizinkan untuk pergi malam ini. Tapi nyatanya malah sebaliknya.
Dengan langkah yang berat, Amira menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya. Amira meletakkan handphonenya di atas meja dengan melihat Juna yang sedang menatap laptopnya dengan ekspresi yang masih emosi.
Drrrttt drrrrrtt
Getaran handphone milik Amira membuat si empunya langsung mengambil handphonenya dan membaca nama kontak yang meneleponnya.
'oh shit! Si Indri telepon lagi!' batin Amira. Amira pun tidak mengangkat telepon dari Amira karena dia tau kalau Indri telepon bakalan membuat heboh dan membuat Juna semakin marah kepadanya.
"Kenapa gak diangkat?" Tanya Juna dengan dingin.
"Hah? Tidak ada apa-apa mas, gak penting!"
Drrrrrtt drrrtt
Handphone Amira kembali bergetar dan kini giliran Vina yang menelepon. Amira sebenarnya kepo dan bingung, kenapa mereka berdua meneleponnya secara bergantian.
"Angkat aja kalau penting," ucap Juna.
"Baik mas," ucap Amira.
Vina
+62**********"Halo?"
"Kemana aja sih? Gue sama Indri nyariin lo tau!"
"Sorry-sorry, gue gak dengar tadi!"
"Ck! Ya sudahlah! Kita jadi pergi gak? Kalau gak gue ke rumah lo sama Indri,"
"WHAT? Ke rumah gue? Kenapa?"
"Lah bukannya lo tadi bilang ke rumah lo, dan lo udah share lock juga! Tapi gue masih bingung, kenapa lo pindah dadakan tanpa ngasih kabar ke gue?"
"Batalin aja deh, lagi gak mood!"
"Gak! Gue sudah bawa makanan, iya kali gue makan sendiri!"
"Oke,"
"Oke, gue otw ke rumah lo sekarang!"
Amira mematikan teleponnya. Dia berpikir kenapa kedua temannya tiba-tiba datang ke rumahnya. Lebih tepatnya rumah dosennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...